Joko Widodo calon presiden nomor urut 01 pada Pemilihan Presiden tahun 2019, malam hari ini melakukan kampanye terbuka di Kota Malang, Jawa Timur.
Ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye rapat umum Jokowi dan Tim Kampanye Nasional (TKN) serta Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur, sesudah kampanye di Banyuwangi dan Jember.
Pantauan di lokasi, Jokowi yang didampingi Ibu Iriana Joko Widodo, Erick Thohir Ketua TKN, Pramono Anung dan Ahmad Basarah politisi PDI Perjuangan, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Hasto Kristiyanto Sekretaris TKN, dan Machfud Arifin Ketua TKD Jawa Timur, tiba sekitar pukul 18.45 WIB.
Di dalam GOR Ken Arok, sekitar lima ribuan warga masyarakat pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin yang kompak memakai kaos putih bergambar pasangan calon presiden nomor urut 01 sudah siap menyambut.
Mereka juga mengibarkan bendera ukuran kecil dengan foto Jokowi-Ma’ruf Amin, sembari menyerukan Jokowi dua periode berulang kali.
Acara kampanye terbuka capres 01 diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Mengawali orasi politiknya, Jokowi menyapa para pendukungnya dengan Bahasa Jawa Timuran, yang langsung disambut meriah seisi ruangan.
“Yo opo rek?!” seru Jokowi.
Lalu, calon presiden petahana yang memakai kemeja putih lengan panjang ciri khasnya, kembali mengingatkan bahwa Indonesia negara besar dengan penduduk sekitar 269 juta jiwa, beragam suku, budaya, agama dan bahasa.
Maka dari itu, Jokowi minta masyarakat khususnya Warga Malang Raya jangan coba-coba memilih yang belum berpengalaman, sebagai nahkoda Indonesia yang diibaratkan kapal besar dengan 269 juta penumpang.
“Perlu saya ingatkan, negara ini negara besar. Ada 269 juta jiwa hidup di 17 ribuan pulau, 34 provinsi. Ini yang sering tidak disadari. Makanya, jangan sampai negara sebesar ini dinahkodai oleh yang belum berpengalaman. Jangan coba-coba, karena menyangkut 269 juta penduduk Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, berdasarkan pengalamannya, tidak mudah memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta, dengan beragam persoalannya.
Tapi, Jokowi bersyukur dengan pengalamannya itu, dia mendapat kepercayaan rakyat untuk memimpin Indonesia periode 2014-2019.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga berpesan supaya masyarakat menjaga kerukunan, persatuan dan persaudaraan. Jangan sampai karena urusan politik, NKRI jadi terpecah-pecah.
Menurutnya, salah satu sumber perpecahan adalah masifnya kabar bohong (hoaks) dan fitnah yang disebarkan melalui berbagai cara, mulai dari mulut ke mulut, pintu ke pintu, dan media sosial. (rid/tin/ipg)