Dinyatakan kalah telak di Kabupaten Bangkalan, saksi pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla minta KPU maupun Bawaslu Jawa Timur bisa melakukan audit menyeluruh bagi penyelenggaraan pemilu presiden di Kabupaten itu.
“Ini sungguh di luar nalar dan sangat aneh, masak kami kalah hingga 81 persen,” kata Didik Prasetyono, saksi pasangan Jokowi-JK di sela-sela pleno terbuka penghitungan suara hasil pilpres yang digelar KPU Jawa Timur di hotel Equator, Sabtu (19/7/2014).
Menurut Didik, yang lebih tak masuk akal lagi adalah di Bangkalan ternyata tak ada satupun pelanggaran terjadi. “Padahal semua tahu bagaimana Bangkalan, ini sudah rahasia umum,” kata Didik.
Karenanya, khusus Bangkalan ini, Didik minta KPU maupun Bawaslu Jawa Timur bisa melakukan audit menyeluruh sehingga kejadian seperti ini tak terulang.
Apalagi, hampir setiap pemilu mulai dari pemilihan bupati, gubernur, pemilihan legislatif bahkan pemilihan presiden selalu terjadi keunikan di daerah itu. “Ini harus diubah, jangan sampai apa yang terjadi di Bangkalan ini seolah sebagai kebiasaan. Padahal ada yang salah di sana,” kata dia.
Sementara itu, menanggapi protes ini, anggota KPU Bangkalan mengatakan jika proses pilpres di Bangkalan sebenarnya berjalan tanpa kendala. “Kami heran kenapa Bangkalan selalu disorot, padahal faktanya tidak ada pelanggaran. Buktinya juga tidak ada laporan pelanggaran,” kata anggota KPU Bangkalan.
Sekadar diketahui, hasil pleno terbuka penghitungan suara hasil pilpres untuk Kabupaten Bangkalan pasangan Prabowo-Hatta memang meraih suara yang cukup besar karena mencapai 644.608 suara atau mencapai 81,20 persen. Sedangkan pasangan Jokowi-JK hanya mendapatkan 149.258 suara atau 18,80 persen.
Sementara itu hingga siang ini proses rekapitulasi juga masih terus berlangsung. Hingga saat ini dari 38 kabupaten/kota setidaknya 26 kabupaten/kota sudah merampungkan rekapitulasinya. (fik/ipg)