Meskipun Partai Demokrat pada Pemilu 2014 perolehan suaranya menurun cukup tajam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umumnya tidak boleh dianggap enteng.
Mengingat Pemilu kali ini tidak ada partai satupun yang perolehan suaranya diatas 20 persen, berkoalisi menjadi keharusan agar dapat mengusung calon Presiden. Dan SBY akan menjadi kunci koalisi yang akan diperhitungkan partai lain.
Himawan Sulistio peneliti pengamat politik LIPI mengungkapkan, setelah membaca manufer politik pasca Pemilu Legislatif, PDI P yang menjagokan Jokowi sebagai capresnya, berdasarkan hitungan cepat faktanya memperoleh suara 18,9 persen. Golkar yang menyiapkan Abu Rizal Bakrie Ketua Umumnya menjadi Capres mengumpulkan suara 14,30 persen. Gerindra yang akan mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 9 Juli 2014 meraub suara 11,80 persen. Sedang mantan partai pemenang pemilu kali ini Partai Demokrat berada di urutan ke empat dengan 10,2 persen.
Niat PDI P, Golkar dan Gerindra untuk mengusung Capresnya masing-masing merupakan mati. Yang sekarang menjadi tanda tanya dan ditunggu rakyat akan berkoalisi dengan partai apa dan siapa calonnya.
Ada partai yang harus menurunkan targetnya dari Presiden menjadi Wapres Partai Demokrat, PKB, PAN, PPP, Nasdem dan Hanura karena perolehan suara mereka meleset dari target.” Sekarang mereka sibuk bermanufer dan silaturahmi politik,” kata peniliti LIPI.
SBY sendiri menyatakan belum menentukan sikap partainya akan berkoalisi dengan partai apa meskipun sudah banyak yang menanyakan.
Exit poll, Cyrus dan CSIS pada Jumat (11/4/2014) siang merilis simulasi eLektabiltas pasangan Capres. Djokowi masih terkuat disandingkan dengan siapa saja. Jokowi – JK 41,1 persen, Jokowi – Ahok 39,81 persen, ARB – Pramono Edi 11,85 persen, Prabowo – Hatta 21,94 persen dan Wiranto – HT 14,4 persen. (jos/ipg)