PT Kantor Pos Indonesia wilayah kerja Jember terpaksa menahan dua paket kiriman yang ditengarai berisi sejumlah eksemplar tabloid Obor Rakyat. Kedua paket tersebut diterima pada tanggal 14 Juni lalu.
Dilaporkan Wulan dari Radio Mutiara Jember, Wahyudi Aziz Kepala Kantor Pos Jember menjelaskan, pihaknya terpaksa menahan karena secara bukti fisik paket kiriman tersebut mirip dengan kiriman-kiriman sebelumnya yang ternyata setelah dilakukan investigasi berisi tabloid Obor Rakyat. Tabloid tersebut ditengarai berisi hal-hal yang dinilai bisa memecah belah kesatuan masyarakat.
Ciri-cirinya, dibungkus dengan sampul berwarna coklat, ukuran lebarnya seperti tabloid yang dilipat dan dikirim dengan kilat khusus. Selain itu, di resi pengirim tertera nama pengirim Setiyardi dengan alamat yang berbeda yakni Bandung dan Jakarta. Kedua paket tersebut ditujukan kepada dua pondok pesantren yang beralamatkan di jalan Merak kecamatan Patrang dan jalan Imam Bonjol kecamatan Sumbersari.
Sebelumnya, memang paket kiriman yang diterima pihak kantor pos berbentuk seperti gulungan yang dibungkus rapi dengan sampul warna coklat tanpa pengirim hanya mencantumkan nomer telepon dengan kode area Jakarta. Namun pengiriman selanjutnya bentuk lebarannya seperti tabloid yang dilipat.
Karena curiga, Wahyudi menuturkan pihaknya akan segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Jika memang benar berisi tabloid Obor Rakyat maka kantor pos akan mengembalikannya kepada kantor pos pengirim sebelumnya. Namun jika pihak berwajib menahannya sebagai barang bukti, kantor pos Jember akan menyerahkannya.
Diinformasikan, kantor pos Jember mendapat laporan dari pihak kepolisian Jember bahwa pengiriman tabloid Obor Rakyat dilakukan melalui pos. Setelah dilakukan penelusuran oleh tim khusus pos, penerima kebanyakan adalah kalangan pondok pesantren dan yayasan Islam. Bentuk kiriman paket awalnya berupa gulungan dibungkus sampul coklat tanpa pengirim dan nomer telepon fiktif. (wln/dwi)