Mahfud MD mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan sudah berkonsultasi dengan para ulama, tentang ajakan Prabowo Capres Gerindra untuk bekerja sama dan sama-sama bekerja membangun bangsa dan negara.
Menanggapi dukungan Mahfud MD ke Prabowo, KH Hasyim Muzadi mantan Ketum PBNU mengatakan tidak akan mengikuti langkah Mahfud. Hasyim tetap istiqomah mendukung Jokowi-Jusuf Kalla.
Keputusan ini tidak semata-mata fanatisme ke-NU-an, tapi karena realita masyarakat muslim memang kebanyakan warga NU dan NU telah membuktikan sikap kebangsaan nasionalis sepanjang sejarah Indonesia.
KH Hasyim Muzadi menyarankan Mahfud MD ber-maqom sebagai konsultan Capres Cawapres yang ada, karena Mahfud MD adalah tokoh yang pernah menjadi anggota legislatif, eksekutif dan legislatif sekaligus.
“Saya tidak merekomendasikan Mahfud menjadi tim sukses pasangan manapun, karena kerjaan tim sukses adalah operasional yang cukup dijabat anak-anak muda, dan tidak perlu orang sekaliber pak Mahfud,” kata Hasyim Muzadi.
Sebelumnya diberitakan, selain memberikan restu para ulama dan kiai NU akan mengikuti jejaknya mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. “Kesempatan ini sudah lama ditunggu tunggu para kiai,” kata Mahfud, Selasa (20/5/2014) malam.
Waktu dihubungi suarasurabaya.net melalui ponselnya, Mahfud baru tiba di Ponpes Bumi Sholawat milik Gus Ali Mashuri, Tulangan, Sidoarjo, Selasa malam.
Beberapa jam sebelumnya Mahfud MD bertemu dengan sejumlah kiai dan ulama di Ponpes Sidogiri, Pasuruan.
Prabowo secara khusus mengundang Mahfud MD untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta tingkat nasional.
Undangan ini oleh Mahfud dianggap sebuah kehormatan. Namun untuk menerima atau menolak, Mahfud harus bicara dulu dengan para kiai dan ulama.
“Tata kramanya begitu, tidak langsung diterima, meskipun tahu para ulama dan kiai akan mendukungnya,” kata Mahfud.(jos/ipg)