Dengan menyanyikan sholawat, ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Indonesia dan Laskar Ahlussunnah Waljamaah menggeruduk kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Aksi para santri di Gedung DPP PKS merupakan buntut dari kekesalan santri terhadap celotehan elit Partai PKS, Fahri Hamzah yang telah menyebut Jokowi ‘Sinting’ karena menjanjikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional.
“Kami hanya menginginkan bapak Fahri Hamzah meminta maaf kepada santri seluruh Indonesia,” ujar Adi Tobing Permana Koordinator aksi Laskar Ahlussunnah Waljamaah, dalam orasinya di depan Kantor DPP PKS, Jl.TB Simatupang, Kamis (3/7/2014).
Sebagai seorang politisi PKS yang juga akrab disebut dengan Ustadz, menurut Adi, Fahri harus berani bersikap gentlemen dan mengakui apa yang diucapkan beberapa hari lalu melalui twitter adalah kekhilafan.
“Seharusnya bapak memberikan apresiasi terhadap keinginan Jokowi yang menjanjikan akan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional,” ujar Adi.Dengan menggerakkan ratusan santri yang memadati Jl.TB Simatupang.
Ia menegaskan bahwa kelompok santri membutuhkan pengakuan dan keistimewaan karena telah mempunyai peran besar terhadap berdirinya negara kesatuan republik Indonesia.
“Seharusnya bapak Fahri Hamzah memberikan apresiasi terhadap keinginan tersebut, bukan malah mencaci dengan pernyataan yang kayak anak TK,”tandasnya.
Apalagi, tambah Adi Permana, sebagai partai Islam, PKS harusnya semakin menguatkan gagasan Jokowi terkait Hari Santri Nasional. Bukan malah menghujat atau melecehkan dengan kata-kata ‘Sinting’.
Para santri memaksa kepada Fahri Hamzah untuk mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka kepada media.
“Perkataan sinting membuat hati kami menggugah. Dan Kami menuntut kepada Fahri Hamzah untuk meminta maaf kepada kami, kami ingin dihargai, ingat negara ini tidak akan berdiri tanpa adanya santri dan ulama,” tutupnya.(faz/dwi)