Sabtu, 23 November 2024

3300 TPS di Jatim Terindikasi Rawan Kecurangan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Diskusi "Menolak Pilpres Curang" yang digelar tim pemenangan Jokowi-JK.

Fahrul Muzaqqi, Direktur Eksekutif Sonar Media Consultant, di Jawa Timur sedikitnya terdapat 3.300 tempat pemungutan suara (TPS) yang terindikasi rawan kecurangan. Dari 3.300 TPS itu, 1200 TPS masuk kategori sangat rawan terjadi kecurangan.

“3.300 TPS rawan kecurangan dan 12.00 sangat rawan. Ini harus menjadi perhatian khusus Panwas, Bawaslu dan para saksi agar kecurangan bisa diminimalisir,” kata Fahrul, dalam diskusi bertema “Menolak Pilpres Curang” di Posko Kirab Jokowi-JK, di Jalan Gayungsari 1, No. 89, Senin (7/7/2014).

Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) itu mengungkapkan, peta kerawanan itu berdasarkan fakta yang didapat saat pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur tahun 2013 silam. Ia meyakini data itu tidak bergeser jauh pada pilpres kali ini.

Termasuk wilayah Madura dan Tapal Kuda yang menjadi basis terbesar potensi kecurangan. Selain Madura dan Tapal Kuda, wilayah Jawa Timur bagian tengah seperti Surabaya dan Sidoarjo juga punya potensi kerawanan tindak kecurangan.

Fahrul juga mewanti-wanti adanya tindakkan kecurangan yang terkondisikan yang melibatkan unsur pemerintah setempat. Dirinya mencontohkan, di Madura ada 3 faktor yang bisa mempengaruhi suara atau pemilih. Mereka adalah Kiai, Bleter dan Klebun.

Tiga faktor inilah yang sangat berpengaruh pada suksesi di Madura. Karena itu, menjadi tugas penyelenggara pemilu termasuk Panwas untuk memberi perhatian khusus dengan bertindak persuasif mengantisipasi kecurangan.

Sementara itu, Ari Kusuma, Koordinator Nasional Koalisi Rakyat Bergerak untuk Pemenangan Jokowi-JK (Kirab Jokowi-JK) mengatakan pihaknya akan mengawasi proses pilpres dari tindak kecurangan dan perilaku yang mencederai demokrasi, seperti money politic.

Karena itu, pihaknya mengerahkan para relawan yang tergabung dalam Kirab Jokowi-JK untuk melakukan pemantauan baik secara terbuka maupun tertutup, sejak minggu tenang sampai penghitungan suara.

“Kami akan mengerahkan relawan untuk mengawal proses pilpres ini agar berjalan demokratis dan bebas dari kecurangan,” kata Ari.

Sementara itu, acara diskusi “Menolak Pilpres Curang” itu sendiri dihadiri puluhan peserta yang terdiri relawan dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Madura.

Selain Fahrul Muzaqqi, pembicara lain yang juga hadir diantaranya adalah Haidar Adam, Dosen Ilmu Hukum Unair dan Teguh Rachmanto Wakil Sekretaris PCNU Surabaya. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs