Sabtu, 23 November 2024

Puti Soekarno Tak Kuasa Menahan Haru saat Peringatan 95 Tahun Ibu Fatmawati

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Puti Guntur Soekarno Bakal Calon Wakil Gubernur Jatim tak kuasa menahan haru saat mendoakan Almarhumah Fatmawati, neneknya, di sela-sela Rapat Kerja PDI Perjuangan Madiun Raya, Senin (5/2/2018). Foto: Istimewa

Bertepatan peringatan 95 tahun Hj Fatmawati Soekarno, ibu negara pertama Indonesia, lebih dari 1.500 kader PDI Perjuangan Kota Madiun berdoa dan mengirimkan al-Fatihah bersama-sama di sela-sela acara Rapat Kerja PDI Perjuangan Madiun Raya, Senin (5/2/2018).

Doa dipimpin KH Sutoyo Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun. Puti Guntur Soekarno Calon Wakil Gubernur Jatim, cucu Fatmawati, hadir dalam forum Rapat Kerja PDI Perjuangan itu.

Di Forum itu, semua khusyuk mendoakan Almarhumah Ibu Fatmawati. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Puti Soekarno sebagai cucu mendiang Ibu Fatmawati.

Puti tak kuasa menahan perasaan karena larut dalam kenangan tentang neneknya yang masih lekat dalam ingatannya. Dia menangis. “Seolah-olah beliau hadir di sini. Maaf kalau saya menjadi emosional. Dulu kami kerap menghabiskan waktu bersama,” katanya.

Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923, berpulang pada 14 Mei 1980 silam. Istri Bung Karno itu dikenal sebagai tokoh penting di balik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Berkat Fatmawati, dua kain merah dan putih dijahit dan disatukan menjadi Bendera Merah Putih. Bendera itu dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan dan masih disimpan rapi sebagai Bendera Pusaka.

“Ketika itu, Ibu Fat mengandung ayah saya, Guntur Soekarno (putera sulung Bung Karno). Karena mendampingi Bung Karno dalam pergerakan, dan karena jiwa progresif beliau sebagai perempuan, dua lembar kain merah dan putih itu dijahit tangan, disatukan, menjadi Bendera Merah Putih,” kata Puti.

Suaranya masih terdengar bergetar. Puti mengaku mendapatkan banyak cerita seputar proklamasi kemerdekaan dari neneknya, semasa masih hidup. “Ibu Fat menceritakan, insya Allah, bendera ini akan dikibarkan ketika suamiku, Bung Karno, memproklamirkan kemerdekaan,” kenang Puti.

Fatmawati lahir dari pasangan suami istri Hasan Din dan Siti Chadijah. Hasan Din adalah tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Fatmawati sendiri banyak disebut pernah aktif di Nasyiatul Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah.

“Saya sempat diajari ngaji oleh beliau. Suaranya merdu sekali saat melantunkan ayat suci Al-Quran,” kata Puti tentang neneknya. Puti juga merenungkan kisah Fatmawati itu dengan penugasan dari Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP agar dirinya menjadi bakal cawagub mendampingi Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018.

“‘Tugasmu tidak main-main, merajut Merah Putih. Agar dari Jawa Timur bisa dirajut Merah Putih untuk Indonesia.’ Inilah tugas kebangsaan bagi kita bersama,” demikian Puti menirukan pesan Megawati Soekarnoputri kepadanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs