Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2018 akan bertarung gagasan dan program di bidang tata kelola pemerintahan dalam debat publik Pilgub Jatim sesi terakhir, Sabtu, 23 Juni mendatang.
Yang membedakan dari debat publik sebelumnya, dua paslon juga akan diminta untuk menyampaikan konten kearifan lokal seperti melalui parikan yang terkait langsung dengan Jawa Timur.
“Sekarang ini temanya tata kelola pemerintahan, fokusnya bagaimana para calon gubernur ini bisa melayani masyarakat saat terpilih nanti. Tema ini yang membedakan dengan tema-tema sebelumnya,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (21/6/2018).
Debat publik terakhir ini, kata Eko, hampir sama teknisnya dengan sebelumnya. Hanya saja, setiap media partner punya modifikasi teknis sendiri untuk penyampaian pertanyaan ke pasangan calon.
“Kali ini pasangan calon juga akan menampilkan konten kearifan lokal, mungkin bisa dengan cara parikan. Meski begitu host-nya nanti masih bisa memahami konten lokal itu,” katanya.
Eko mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada kalangan akademisi di Jatim memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Pilgub. Banyak masukan masyarakat dan akademisi ke KPU Jatim yang sangat bagus tentang model-model kegiatan di Pilgub.
“Kami sudah rapat kordinasi dengan panelis, media dan tim pasangan calon. Hari ini akan rapat lagi. Kami tetap konsentrasi di debat publik di hari terakhir kampanye ini. Aparat keamanan punya beberapa skenario pengamanan dan semuanya sudah kami kordinasikan dengan baik,” katanya.
Eko juga mengatakan, konsentrasi paling besar bagi KPU Jatim adalah bagaimana meningkatkan sebesar-besarnya partisipasi publik di Pilgub Jatim. Dia berharap semua bisa berjalan lancar.
“Baru saja saya ketemu Kapolda dan beliau juga beberapa kali menginisiasi kegiatan-kegiatan untuk menciptakan pilgub yang damai dan aman,” ujarnya. (bid/ipg)