Emil Elestianto Dardak Calon Wakil Gubernur Jawa Timur bersama komunitas Jeep, melakukan ekspedisi menyusuri 6 daerah yang berada di sekitaran Lingkar Wilis. Dalam ekspedisinya Bupati Trenggalek non aktif itu menyempatkan hadir di Festival Seribu Gethuk di Jl. Onggolono balai desa Golan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Minggu (25/03/18).
Datang bersama ratusan mobil Jeep, suami artis Arumi Bachsin ini mendapatkan sambutan luar biasa. Tiba di lokasi acara Emil langsung disambut ratusan warga dengan tarian Reog bahkan doktor pakar tata kota ini diminta langsung oleh sejumlah pemain reog untuk naik dadak merak.
Tampak Emil Dardak sangat menikmati suguhan tarian reog khas Ponorogo ini, bahkan sesekali Emil menyapa beberapa kru reog. Maklum, Emil adalah salah satu kepala daerah yang sangat peduli dengan kesenian, bahkan dirinya telah mengenalkan kesenian kuda lumping dan mengirim penarinya ke Jepang hingga menjadi salah satu pelajaran ektrakurikuler di sana.
Sekitar 30 menit menikmati tarian reog, Emil langsung menuju tempat Warung Gethuk yang tidak jauh dari lokasi acara. Bersama masyarakat lainnya Emil menikmati Gethuk disertai obrolan santai bersama para pecinta Reog setempat.
“Terimakasih yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Ponorogo telah menerima dan menyambut kehadiran saya dengan meriah dan sangat ramah, terutama kepada Mas Marsono pengusaha Gethuk millenial karena usianya masih 34 tahun. Ia adalah seorang pemuda yang melestarikan kuliner warisan di Ponorogo ini,” katanya.
Ia melihat ada kreasi yang spesial dari kuliner gethuk tersebut, selain rasanya yang nikmat menurutnya perbedaan varian Gethuk tersebut adalah sesuatu yang luar biasa.
“Sebenarnya yang spesial dari gethuknya adalah dikreasikan dengan cemilan yang bervarian. Ada gethuk krispi yang tadi salah satu variannya isinya adalah coklat malter. Itulah yang saya rasa mas Marsono adalah satu dari pemuda yang hebat di Ponorogo,” tegasnya.
Emil menambahkan, Indonesia akan bergerak manakala pemuda-pemuda hebat bisa saling bekerja sama berkolaborasi bersaing bukan saling menjatuhkan.
“Pemuda harus bergerak bersama. Karena inilah saatnya kebangkitan pemuda indonesia,” kata Emil. (bid)