Debat Publik ketiga Pilgub Jatim yang akan digelar besok Sabtu 23 Juni di Dyandra Convention Center Jl Basuki Rahmat Surabaya, akan menyuguhkan konsep yang berbeda dari debat sebelumnya.
Ada satu sesi yang mengharuskan dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim menjawab pertanyaan dari penelis dengan parikan yang merupakan budaya khas Jawa Timur.
Gogot Cahyo Baskoro Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim mengatakan, debat publik yang mengusung tema: Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik ini, selain menyuguhkan budaya lokal Jatim, dua Paslon juga akan menjawab beberapa pertanyaan dari rakyat yang selama ini sudah dihimpun oleh tim dari KPU Jatim.
“Kami sudah menghimpun pertanyaan dari masyarakat Jatim dan juga sudah diseleksi oleh penelis. Pertanyaan nantinya harus dijawab oleh kedua Paslon,” ujarnya di Kantor KPU Jatim Jl Tenggilis 1 Surabaya, Jumat (22/6/2018).
Gogot mengatakan, debat publik terakhir ini dikemas lebih menarik agar masyarakat tidak bosan. Selain itu, debat ini diharapkan bisa menjadi referensi masyarakat untuk menentukan pilihan pada hari pencoblosan 27 Juni mendatang.
“Kami berharap partisipasi masyarakat tinggi di Pilgub Jatim ini. Kami konsep Debat terakhir ini semenarik mungkin,” katanya.
Gogot mengatakan, sesi tanya jawab dengan parikan khas Jawa Timur ini mulanya akan dipandu oleh Cak Kartolo Budayawan Jatim. Namun, setelah dikonfirmasi, Kartolo tidak bisa hadir karena ada keperluan lain.
Sekadar diketahui, Debat Publik Pilgub Jatim ini akan menghadirkan sejumlah panelis yakni Dr Biyanto Ahli Pemikiran Politik Islam dari UINSA Surabaya, Dr Dian Ferricha Ahli Hukum Acara dan Kebijakan Publik IAIN Tulungagung, Andy Felta Wijaya dari Universitas Brawijaya Malang, dan Kris Nugroho dari Universitas Airlangga Surabaya.
Debat yang disiarkan langsung oleh Televisi swasta nasional ini, akan dipandu moderator Brigita Manohara mulai pukul 19.30 WIB sampai 21.30 WIB. (bid/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
