Beberapa pihak menilai elektabilitas pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018 tidak akan terlalu terdongkrak oleh nama besar Soekarno yang tersemat di belakang nama Puti, cucu Soekarno.
Pihak itu berargumen, banyak pemilih muda yang belum mengenal sepak terjang Soekarno, apalagi Puti Soekarno. Karenanya, meski mendompleng nama kakeknya di setiap aktifitas politik, elektabilitas tidak akan terlalu terdongkrak.
Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti mengatakan, hal itu adalah anggapan yang menurutnya keliru. Dia menilai, nama Soekarno justru memberikan dampak ganda yang positif.
“Menurut saya, masuknya mbak Puti dalam momentum Pilkada Jawa Timur sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur mendampingi Gus Ipul memiliki efek ganda,” ujar Basarah saat ditemui suarasurabaya.net di Surabaya, Selasa (6/2/2018).
Dampak pertama adalah pengenalan sosok Puti sebagai tokoh muda nasionalis, Soekarnois, yang punya kecakapan dan skill berpolitik.
“Terbukti dia (Puti) sukses menjadi anggota DPR dua periode, sering diundang berbagai macam forum, baik nasional maupun internasional, beberapa kali diundang ceramah ke luar negeri, ke Jepang dan lain sebagainya,” jelas dia.
Basarah berpendapat, bangsa Indonesia memerlukan figur-figur muda yang punya visi ke depan dan mempunyai kemauan politik yang kuat untuk membangun dan berbaur bersama rakyat.
“Inilah efek yang kami harapkan. PDI Perjuangan menghadirkan tokoh muda baru ke Jawa Timur sebagai pilihan politik untuk dipilih di Pilkada serentak 2018,” kata Basarah.
Efek kedua, kata Basarah, nama Soekarno di belakang nama Puti itu untuk untuk menyosialisasikan proklamator bangsa, bapak bangsa yang mana di zaman orde baru, melalui politik de-Soekarnoisasi, nama besar dan sumbangsih perjuangannya dimasukkan ke kotak sunyi.
Inilah yang mengakibatkan banyak generasi muda relatif tidak tahu siapa sosok Bung Karno, apalagi pemikiran-pemikiran dan ajaran-ajarannya.
“Jadi Pilkada Jawa Timur dengan masuknya mbak Puti ini justru berdampak ganda. Dampak Elektoral bagi mbak Puti dan dampak menyosialisasikan bapak bangsa kepada generasi Millennial,” pungkas Basarah.(faz/den)