Di masa kampanye ini, Whisnu Sakti Buana calon wakil wali kota dari PDIP memanfaatkan momen untuk kembali menyentuh program Pemkot tentang budaya yang belum jalan.
Whisnu kembali menyoal permasalahan di Kampung Pandean, di kawasan Peneleh, Kota Surabaya yang merupakan Kampung Bung Karno.
Kampung yang selain masih terdapat rumah-rumah kuno, di lokasi inilah Ir Sukarno dilahirkan. Tepatnya, di sebuah rumah sederhana di Pandean gang IV no. 40, Surabaya.
Saat Risma-Whisnu masih menjabat Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya, pada 2013 lalu Pemerintah Kota menetapkan rumah bercat putih yang sudah kusam itu sebagai bangunan cagar budaya.
Pemkot Surabaya di masa Risma dan Whisnu siap membeli rumah tersebut untuk menyinergikannya dengan lingkungan sekitarnya, sebagai pusat ekonomi kreatif dan studi sejarah.
Namun hingga kini keduanya sudah tidak lagi menjabat proses tersebut masih berjalan alot.
“Kita tetap berusaha untuk bisa membeli rumah bersejarah itu. Saya minta agar anggota Fraksi PDIP di DPRD Surabaya bisa mengawal all-out urusan ini,” kata Whisnu, Selasa (10/11/2015).
Whisnu mengatakan, sejatinya niat Pemkot Surabaya membeli rumah kelahiran Bung Karno itu sudah baik.
“Pemilik rumah memanfaatkan momentum untuk minta harga tinggi. Terakhir minta Rp 5 miliar, lebih baik untuk membebaskan rumah di sekitarnya sebagai tempat belajar dan ekonomi kreatif,” kata Ketua DPC PDIP Kota Surabaya ini.
Whisnu mengatakan, bila ini terealisasi lokasi itu akan ramai. “Kita berharap yang punya rumah tempat lahirnya Bung Karno bisa sadar,” harap Whisnu. (den/ipg)