Whisnu Sakti Buana calon wakil Walikota Surabaya mengklaim pembangunan Surabaya sudah merata hingga ke daerah pinggiran. Dia mencontohkan, pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB), merupakan bukti daerah pinggiran sudah tersentuh di masa kepemimpinannya bersama Tri Rismaharini.
“Ini awal dimulainya proyek infrastruktur yang nantinya bisa terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat sekitar,” ujar Whisnu Sakti Buana, Rabu (28/10/2015).
Proyek yang menjadi empat tahap, kata Whisnu, dimulai dari Tambak Osowilangun hingga perbatasan Kabupaten Gresik. Tahap pertama sepanjang 2,18 km dimulai dari kawasan Lakarsantri hingga Kabupaten Gresik sudah diresmikan Tri Rismaharini di akhir masa jabatannya sebagai Walikota Surabaya.
“Jadi seperti yang disampaikan Bu Risma, di Surabaya ini sudah tidak ada lagi kawasan pinggiran,” ujar alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.
Selain pembangunan JLLB, kata Whisnu, di Surabaya Barat juga dilakukan pengembangan pelayanan publik, baik sarana pendidikan maupun puskesmas. Sehingga, masyarakat sekitar tiga kecamatan yakni, Benowo, Sambikerep dan Pakal bisa ikut merasakan dampak pembangunan infrastruktur tersebut.
“Nah, dengan adanya infrastruktur JLLB, akan berpengaruh positif bagi masyarakat di kawasan tersebut,” jelas dia.
Dampak positif lainnya, kata Whisnu, potensi wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik tersebut nantinya makin bisa dikenal lebih luas. Apalagi, pemberdayaan ekonomi kerakyatan menjadi salah satu bidang yang disiapkan Pemkot Surabaya menyambut era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Agar warga Surabaya ke depan tetap bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” katanya.
Proyek JLLB secara keseluruhan panjangnya 19,8 km; lebar 55 meter yang dimulai dari Tambak Osowilangun hingga perbatasan Kabupaten Gresik di kawasan Pakal. Tahap kedua, pembangunan akan dilanjutkan dari kawasan Lakarsantri – Raya Sememi sepanjang 6,45 km. Sementara, tahap ketiga akan dilanjutkan dari Raya Sememi – Romo Kalisari sepanjang 3,85 km. (bid/dwi)