Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana pasangan calon nomer urut 2 memutuskan tidak mengambil kesempatan kampanye akbar, yang dijadwalkan KPU Kota Surabaya pada Minggu (22/11/2015) besok.
Didik Prasetiyono juru bicara Risma-Whisnu mengatakan, keputusan itu diambil sudah atas restu Megawati Soekarno Putri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
“Keputusan ini juga telah disampaikan kepada Megawati Sukarno Putri Ketua Umum, dan disambut baik. DPP kemudian memutuskan Ketua Umum besok mengisi kampanye di Bali,” ujarnya dihubungi suarasurabaya.net Sabtu (21/11/2015).
Karena tidak mengambil kesempatan kampanye akbar, kata Didik, Risma-Whisnu akan mengganti dengan kampanye tatap muka dengan warga, seperti berkunjung ke kampung-kampung, pemukiman dan bertemu dengan komunitas-komunitas.
“Sebagai ganti dari tidak diambilnya kampanye akbar itu, kami telah menyiapkan 30 agenda pertemuan di berbagai lokasi di Kota Surabaya, mulai Sabtu hari ini hingga Minggu besok, mulai pagi sampai larut malam,” kata Didik.
Tim Risma-Whisnu menilai, model kampanye akbar tidak lagi efektif di era saat ini untuk mendengar aspirasi rakyat. Selain bersifat hiruk-pikuk, gaduh, dan membuang banyak dana, kampanye mengumpulkan massa banyak juga hanya bersifat satu arah.
“Hanya dengar suara lantang para juru kampanye. Sedang massa hanya menjadi penonton dan pendengar,” ujar Didik.
Didik mengatakan, tim Risma-Whisnu telah mengirim surat resmi pemberitahuan kepada KPU, Panwas dan Polrestabes terkait tidak mengambil kampanye akbar ini. Sehingga, seluruh kekuatan keamanan dan Panwas Pilkada di Kota Surabaya tidak perlu mengkonsentrasikan diri untuk menangani hiruk-pikuk massa.
“Kebetulan Sabtu-Minggu ini, Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDI Perjuangan menyempatkan diri berkunjung ke Surabaya. Momentum itu dipakai Risma-Whisnu untuk memperkenalkan dan memperkuat metode kampanye yang efektif dan lebih pro-rakyat,” kata Didik.(bid/fik)