Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya gelar simulasi bermain catur khusus penyandang disabilitas. Melalui permainan catur, mereka ingin menunjukkan pada publik bahwa sudah saatnya kaum difabel diberikan hak yang sama dalam kontestasi politik dalam pilkada Kota Surabaya.
“Ini adalah usaha kami untuk menyadarkan pentingnya menghargai hak politik kaum difabel,” kata Hari Wahyudi, Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya, di sela-sela permainan catur khusus disabilitas, Selasa (27/10/2015).
Menurut Hari, menyadarkan publik harus dilakukan banyak pihak baik itu pemerintah, perguruan tinggi, ormas bahkan oleh penyelenggara pemilu. Karenanya, dalam acara ini, Unmuh juga menggandeng KPU Kota Surabaya.
Pantauan suarasurabaya.net, permainan catur ini digelar usai seminar bertema “difabel dan aksesibilitas hak demokrasi dalam pilkada Surabaya” yang digelar di Gedung G kompleks Unmuh Surabaya.
Permainan catur dilakukan oleh empat penyandang tuna netra di atas sebuah papan catur besar.
Sementara itu, Sukadiono, Rektor Unmuh Surabaya mengatakan, persoalan partisipasi difabel dalam pemilukada bukan hanya persoalan akses dan fasilitas dalam memilih saja.
“Kita harus mengakui bahwa aksesibilitas memang masih kurang. Wacana ini harus didorong bahwa kaum difabel tidak hanya memiliki hak untuk memilih melainkan juga hak untuk dipilih,” kata dia. (fik/rst)