Sabtu, 23 November 2024

Disabel Surabaya Butuh Simulasi Coblosan Pilwali 2015

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Difabel juga punya hak untuk memberikan suara dalam pemilihan umum. Foto: vivanews.com

Sebagai warga negara Indonesia pada umumnya dan warga kota Surabaya pada khususnya, kaum disabel di Kota Surabaya menegaskan masih membutuhkan simulasi terkait pelaksanaan pencoblosan Pilwali Surabaya 2015 yang akan datang.

“Sosialisasi memang sudah dilakukan. Terkait pelaksanaan Pilwali Surabaya 2015. Tapi memang masih sebatas sosialisasi saja. Padahal kami juga butuh simulasi juga. Ini penting dilakukan,” tegas Sakur penyandang tuna daksa.

Sakur mengingatkan bahwa kelompok disabel di Surabaya seperti di kota-kota lainnya memang terdiri dari banyak penyandang cacat. Tidak hanya tuna daksa, tetapi juga bergabung tuna netra dan tuna rungu.

Terkait pelaksanaan pencoblosan Pilwali Surabaya mendatang, sosialisasi saja sepertinya tidak cukup. Bagi mereka para tuna ini secara spesifik memang membutuhkan praktik langsung atau simulasi.

“Kami para tuna daksa butuh lokasi untuk pencoblosan yang tidak menggunakan tangga. Tetapi apakah teman-teman tuna netra punya kebutuhan yang sama? Tentu saja berbeda. Oleh karena itu jangan sosialisasi saja, simulasi juga penting,” tegas Sakur yang juga pengajar di Sekolah YPAC Surabaya.

Senada dengan itu, Tutus Setiawan pengajar di SMP Luar Biasa Surabaya, berharap KPU Surabaya kembali menggelar sosialisasi yang disertai dengan simulai bagi para disabel dalam rangka Pilwali Surabaya 2015.

“Simulasi itu memberikan pemahaman lebih bagi kami para disabel. Khususnya tuna netra. Karena selain kami berlatih untuk mengetahui bagaimana proses pencoblosan dilaksanakan, kami juga butuh akses yang mudah,” ujar Tutus pada suarasurabaya.net, Senin (28/9/2015).

Kalau masih butuh bantuan orang lain dalam kaitannya dengan proses pencoblosan, kata tutus, itu berarti tuna netra masih belum mampu menyampaikan hak suaranya pada Pilwali Surabaya mendatang.

“Kalau masih butuh orang lain untuk mencoblos, atau bahkan sekadar melipat kertas suara masih harus dilakukan orang lain, itu artinya kami masih belum menyampaikan hak-hak kami,” tegas Tutus Setiawan yang juga aktivis Disabel Surabaya.(tok/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs