Jumat, 22 November 2024
10 Ledakan Ekonomi

Ledakan Home Sweet Home, Tempat Kebiasaan Baru Dimulai

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
ledakan-home-sweet-home

Profesor Rhenald Kasali pendiri program Doktor Ilmu Strategi Fakultas Ekonomi UI mengatakan, terdapat sepuluh ledakan ekonomi yang terjadi selama pandemi Covid-19.

Sepuluh di antaranya yakni ledakan kreatifitas; ledakan shifting; ledakan kecerdasan; ledakan useless potential; ledakan automation; ledakan artificial living; ledakan aktivitas luar ruang; ledakan home sweet home; ledakan content; serta ledakan open science dan kecepatan.

Kali ini, Rhenald Kasali menjelaskan tentang ledakan home sweet home.

Ledakan Home Sweet Home yang dimaksud Rhenald adalah ketika masyarakat mengalami peralihan aktivitas yang awalnya menghabiskan waktu di luar rumah, menjadi di dalam rumah. Dalam hal ini, rumah tidak hanya menjadi ‘house’ atau rumah secara fisik, tetapi juga menjadi ‘home’ yang nyaman dan emosional.

Pandemi membuat aktifitas dibatasi di dalam rumah. Sehingga, rumah menjadi tempat melakukan beragam aktifitas, mulai dari sekolah hingga bekerja.

“Bayangkan saat sekarang tiba-tiba ekonomi menjadi kue donat. Tengah itu kota yang kosong dan dikasih pendapatan untuk kembali ke rumah. Maka ini kesempatan yang besar untuk membuat rumah kita menjadi home. Bukan hanya ‘house’. Saat terjadi krisis, kita bisa melihat semua berada di rumah, masyarakat berada di rumah,” jelasnya.

Dalam fenomena home sweet home ini, masyarakat beramai-ramai memperbaiki rumahnya. Rumah yang sebelumnya tidak sempat diperbaiki akan direnovasi dan disesuaikan dengan aktifitas di dalam rumah selama pandemi.

Rheland mencatat, penjualan retail keperluan rumah tangga selama pandemi naik sekitar 30 persen dengan klasifikasi barang yang sangat luas. Mulai dari keramik, cat rumah, panel, pintu, gipson hingga pernak-pernik dan hiasan untuk mempercantik rumah.

Begitu juga penjualan alat elektronik rumah yang naik sekitar 14-30 persen. Salah satu alat elektronik yang permintaannya mengalami peningkatan adalah air purifier atau alat pembersih udara yang naik 18 persen selama pandemi.

“Gerakan kita memperbaiki rumah dan membuat rumah kita menjadi ‘home’ itu tampak sekali. Termasuk di dalamnya pembelian tanaman hias,” kata Rhenald.

Perbedaannya, saat ini tanaman hias yang diincar adalah tanaman dengan ukuran yang semakin kecil menyesuaikan ukuran luas ruangan. Ini berbeda saat zaman dulu, orang memilih tanaman dengan ukuran besar karena memiliki lahan dan pekarangan.

“Mereka yang dilahirkan antara 1950-1970, penduduk (saat itu) masih 3-4 miliar, saat itu beli rumah ada pekarangan dan kebun jadi beli pohon besar-besar. Tapi makin ke sini, kita lihat pohonnya makin kecil seperti keladi, monstera, dan tanaman seperti aglonema, kaladium, dan sebaginya,” kata Rhenald.

Begitu juga dengan ikan peliharaan. Kalau dulu, orang lebih memilih membuat kolam ikan di depan rumah, namun karena ukuran rumah yang semakin kecil, tren ikan hias juga berubah.

“Dulu beli rumah ada kolam depan rumah, kolam ikan koi. Tapi kali ini, yang dibeli botol saja, karena rumahnya juga semakin kecil, dan botol diisi ikan-ikan kecil seperti cupang dan gobi,” paparnya.

Fenomena ini menandakan bahwa ada perubahan cara hidup masyarakat selama pandemi Covid-19 yang semua kegiatan menjadi terpusat di dalam rumah.

Sampai kapan ini terjadi? Rhenald mengatakan bahwa ia tidak bisa menyimpulkan. Ia menekankan, mau tidak mau masyarakat harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru karena tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

“Kehidupan baru harus segera dimulai. Normal is gone dan oleh karena itu, rumah Anda istana Anda, rumah Anda menjadi home. Karena di dalam rumah Anda bisa mengerjakan beragam aktifitas, dan itu sejalan dengan konsep disrupsi yang sering saya dengungkan. Mari manfaatkan ‘home sweet home’ ini,” kata Rhenald.(tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs