Judul Buku : Dalam Mihrab Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Halaman : 328 halaman
Penerbit : Republika dan Pesantren Basmala Indonesia
Ruh cinta kepada semesta alam adalah ruh Islam. Dengan rasa cinta yang indah. Merasa hidup dengan segala suka dan dukanya, terasa indah. Dengan membaca, penulis merasakan bisa melipat ruang dan waktu, merasakan hidup di pelbagai tempat dan saat.
Dengan menulis, bisa merasakan kenikmatan yang tidak kalah dengan kenikmatan membaca. Karena bisa menciptakan perasaan penulis sendiri, mengajak jiwa lebih bersemangat ketika sedang melemah. Ini terekam dalam ringkasan tiga novel yang terkodifikasi “Dalam Mihrab Cinta”. (Penulis)
Sinopsis :
Ringkasan tiga novel karya Habiburrahman ini mengandung filosofi yang hampir sama. Yakni kita harus mampu membingkai mahkota cinta kehidupan di atas mahligai iman dan takwa serta kejujuran. Dengan berlandaskan tiga hal tersebut, kehidupan bisa dibangun begitu indah untuk menuju Rahmatan Lil Alamin.
Dalam novel pertama, “Takbir Cinta Zahrana”, penulis mengangkat sosok perempuan intelektual namun telat berumah tangga. Bagi Zahrana setelah puas mengamalkan ilmu dunianya, ada kegundahan dalam hatinya. Pasalnya, di usia 34 tahun, Zahrana belum menemukan lelaki yang dirasa tepat untuk menjadi teman pendamping hidupnya.
Zahrana hanya akan menikah jika lelaki itu mampu menjadi imam bagi dirinya sekaligus menggenapi sebagian ibadah yang belum dilaksanakan, melalui sebuah pernikahan. Malang bagi Zahrana, begitu menemukan sosok yang diidamkan, sehari sebelum akad nikah dilaksanakan tiba-tiba calon suaminya ditemukan meninggal tertabrak kereta api.
Namun rahasia Allah, Zahrana akhirnya mendapatkan jodoh sejatinya yakni Hasan mantan muridnya sendiri. Zahrana menerima Hasan yang ternyata mencintai dirinya secara diam-diam.
Di novel keduanya “Dalam Mihrab Cinta”, penulis menceritakan kisah penderitaan Syamsul Hadi akibat fitnahan Burhan temannya di Pondok Pesantren Al Furqon Kediri. Cap pencuri yang ditimpakan pada dirinya, membawa pengembaraan Syamsul ke Jakarta.
Dia harus meninggalkan keluarganya di Pekalongan yang tidak mempercayai dirinya lagi akibat fitnahan Burhan. Meski melalui perjuangan yang cukup panjang, sempat mendekam di penjara akibat ketahuan mencopet, Syamsul akhirnya menjadi Ustadz muda di Jakarta.
Sementara Burhan sendiri harus menuai benih yang ditanamkan. Burhan diusir dari pesantren karena ketahuan siapa dirinya yang sebenarnya. Bahkan nasib buruk terus diterima karena SILVIE pacarnya akhirnya memilih Syamsul untuk menjadi teman hidupnya.
Dalam novel ketiga, romansa kehidupan melibatkan dua sosok Jawa, Zul dan Mari, di tanah perantauan di Malaysia. Zul hanya berbekal kenekadan untuk mengubah nasib hidupnya dipertemukan dengan Mari yang kecewa dengan pribadi suaminya yang baru diketahui seminggu setelah pernikahan.
Pertemuan Zul dan Mari terjadi di kapal yang membawa mereka dari Batam ke Johor Bahru. Ini berlanjut hingga Zul tertarik dengan pribadi Mari, setelah perjuangan mereka berdua di Malaysia.
Deskripsi :
Novel pembangun jiwa ini memang memberikan banyak pelajaran bagi pembaca. Pasalnya, cerita yang dituangkan diangkat dari kisah nyata dipadukan dengan nilai-nilai agama bahwa setiap menanam kebaikan pasti akan menuai hasil yang baik pula. Sebaliknya, jika menebarkan benih kejahatan, hanya menikmati kesia-siaan dalam hidup ini.
Meski dalam tiga novel berbeda suasana dan setting-nya, namun penulis mampu menyuguhkan cerita yang utuh. Ketiga ceritanya menjalin benang merah tentang bagaimana kita membangun jiwa ini. Dan ini membawa emosi pembaca turut larut dalam aliran ceritanya.