Sabtu, 23 November 2024

Bertaubat

Laporan oleh Noer Soetantini
Bagikan

Judul Buku : Tetes-tetes Air Mata Taubat
Penulis : Abdullah Nawwarah
Halaman : xvi + 279 halaman
Penerbit : PT Mirqat Tebar Ilmu

Tidak diragukan lagi, kita harus melakukan koreksi diri dan mengevaluasi kehidupan kita sebagai umat yang beragama Islam. Kita harus melihat kembali hakikat loyalitas kita terhadap agama yang lurus ini. Seberapa jauh ketaatan kita di jalan Allah, kita harus benar-benar rindu terhadap akhirat.

Kita harus mengangkat tinggi-tinggi keridhaan Dzat Allah yang Maha Tinggi, jangan sampai hilang dari pandangan kita, tujuan hakiki atas keberadaan kita di muka bumi ini yaitu ibadah kepada Allah, mengharap ridha-Nya, takwa kepada Allah. Selain hal itu, semuanya adalah tipu daya, mainan, perhiasan, pameran dan berlomba-lomba memperbanyak harta dan keturunan. (Penulis)

Sinopsis :
Taubat artinya adalah kembali, bersandar dan meminta perlindungan. Selain itu, taubat berarti menghindari sejauh-jauhnya dari perbuatan-perbuatan buruk yang dikhawatirkan terjadi di kemudian hari.

Dalam buku ini, penulis menuturkan kisah orang-orang yang bertaubat pada masa silam. Setelah itu, kisah mengenai orang-orang yang bertaubat dari ummat Nabi Muhammad Saw. Penulis berharap, pembaca bisa mengambil pelajaran dan segera bertaubat mengikuti jalan mereka serta merasa rindu mendengar kabar dari golongan mereka.

Satu kisah menarik dari buku ini adalah taubat yang dilakukan Nabi Adam As dan Siti Hawa setelah memakan pohon terlarang. Akibat mengikuti bisikan setan, Adam dan Hawa harus menanggung resiko. Mereka diturunkan ke bumi dan menjalani kehidupan yang penuh permusuhan.

Taubat Nabi Adam As dijalankan selama 200 tahun dengan menangisi kepergiannya dari surga. Akhirnya Allah mengirimkan salah satu tenda dari surga dan meletakkannya untuk Adam di tempat Ka’bah sebelum adanya Ka’bah, (halaman 84).

Kisah lainnya yakni taubat Tsa’lab khadim Rasulullah. Tsa’lab tanpa sengaja melihat seorang wanita dari kaum Anshar, yang sedang mandi. Ketidaksengajaan yang dilakukan Tsa’lab justru membawa ketakutan luar biasa. Akibatnya, Tsa’lab melarikan diri dari Rasulullah dan memohon ampunan dari Allah Saw.

Dalam kisah itu, disebutkan Tsa’lab beribadah kepada Allah dengan mengasingkan dirinya dari masyarakat dan terus berharap diterima taubatnya. Namun beban hati yang teramat berat meski Allah telah mengampuni dosanya, mengantar Tsa’lab hingga ajal menjemputnya, (halaman 206).

Deskripsi :
Banyak orang yang belum juga menyadari betapa ia harus segera bertaubat dan kembali pada Allah. Padahal usia semakin melaju dan sudah begitu banyak ‘teladan’ dari orang-orang yang terlambat bertaubat saat ajal datang menjemput. Taubat pun sia-sia.

Buku ini menghadirkan secuplik teladan tentang mereka yang segera sadar dan menyambut seruan untuk bertaubat. Mereka memberi teladan betapa saat bertaubat adalah saat yang tak mungkin engkau tunda-tunda lagi.

Bagi mereka yang merasa belum bertaubat setelah melakukan kesalahan, sebaiknya mulai membaca kisah yang disampaikan penulis. Dengan demikian, langkah ke depan akan menjadi lebih baik dan terhindarkan dari hal-hal yang merugikan kehidupan kita. Apalagi dalam kisah-kisah yang dituturkan penulis disertakan ayat-ayat suci yang mempertegas apa yang harus dilakukan manusia dan apa yang harus dijauhi umat muslim. Amin

Bagikan
Berita Terkait

Cinta Dunia Akhirat

Misteri Tangan Kanan

Tubuh Gemuk Tapi Ramping

Pasang Surut Bisnis Sampoerna

The Secret


Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs