
Tung Desem Waringin: Jurus Jitu Membuat Keluarga Jadi Harmonis

Di bab 12 buku saya “Life Revolution”, satu bab yang belajar hal-hal penting dalam kehidupan, kita harus ahli terhadap hal-hal penting dalam kehidupan. Apa sih ilmu yang penting dalam kehidupan? Adalah ilmu untuk membuat keluarga harmonis. Apakah keluarga langsung bisa harmonis? Enggak. Yang terjadi seringkali perebutan kekuasaan dan berebut merasa benar.
Ketika merasa benar, kita masuk ke dalam kotak yang namanya kotak menipu diri sendiri. Anda sibuk menginflasikan, memperbesar apa yang Anda anggap benar. Dan Anda menginflasikan, memperbesar apa yang orang lain salah. Manusia itu seringkali berantem hanya karena ingin merasa benar ataupun harga diri dan dia tidak bisa melihat sudut pandang orang lain.
Setelah menikah bertahun-tahun, akhirnya saya dapat pelajaran yang luar biasa. Jurus yang sangat penting membuat Anda cukup rendah hati untuk melihat kesalahan Anda sendiri yaitu Anda buat perjanjian dengan keluarga Anda, suami dan istri, siapa yang minta maaf duluan, menang. Karena orang ingin merasa menang, ingin merasa benar.
“Lho Pak saya ini betul 100 persen kok kenapa saya harus minta maaf?” Gini lho, Anda betul 100 persen pun, Anda tetap salah. Buktinya dia salah paham. Mungkin Anda tidak bicara, sehingga salah paham. Mungkin nadanya salah, mungkin menggunakan kata-kata yang salah. Walaupun Anda betul 100 persen, buktinya dia masih salah paham. Berarti Anda andil salah.
Jadi perjanjian nomor satu yang membuat Anda harmonis, yang minta maaf duluan, menang. Dan minta maafnya harus menggunakan nada yang tepat dan menyebutkan kesalahan. “Sorry maksud saya baik, tapi hasilnya tidak baik. Sorry kalau sampai menyinggung kamu.”
Yang kedua, kalau Anda sudah minta maaf, karena Anda menang, Anda berhak meminta pasangan Anda minta maaf. Pasangan Anda harus minta maaf dan menyebutkan kesalahaannya dengan menggunakan nada yang benar juga.
Kemudian berikutnya yang ketiga, kalau pasangan Anda tidak mau minta maaf atau bahkan nyelimur atau mengalihkan perhatian, apabila Anda sudah minta maaf berturut-turut tiga kali lebih dan pasangan Anda tidak minta maaf duluan, Anda berhak tidak minta maaf duluan. Dan Anda ngomong, “Saya sudah minta maaf duluan tiga kali berturut-turut. Sekarang giliranmu minta maaf duluan. Setelah dia minta maaf, Anda wajib untuk minta maaf.
Semoga bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin untuk Titik Nol Suara Surabaya. Salam dahsyat!(iss/ipg)