Lembaga Pemberdayaan Tuna Netra Surabaya menilai, transportasi umum di Surabaya masih belum sepenuhnya ramah disabilitas.
Tutus Setiawan Ketua Lembaga Pemberdayaan Tuna Netra Surabaya mengatakan, transportasi ramah disabilitas harus memenuhi dua aspek aksesibilitas, yakni fisik dan non fisik.
Secara fisik, yaitu secara bangunananya, infrastrukturnya, haltenya, trotoarnya, informasi dalam bentuk audio baik yang di luar maupun di dalam busnya.
Sedangkan secara non fisik, yaitu seperti pembayaran yang aksesibel, yang bisa dilakukan oleh penyandang disabilitas dengan mudah. Serta ada yang membantu disabilitas, seperti untuk pengguna kursi roda ketika hendak masuk armada.
Sedangkan untuk masyarakat, ia berharap agar masyarakat tidak memandang disabilitas dengan cuek, atau bahkan dengan tidak peduli pada fasilitas disabilitas pada transportasi umum.