Rabu, 16 April 2025

Trump: Hari-Hari Menarik Menanti dalam Hubungan AS dan Iran

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Donald Trump Presiden Amerika Serikat. Foto: Antara

Donald Trump Presiden pada Jumat (7/3/2025) mengatakan “hari-hari yang menarik” akan datang bagi Amerika Serikat (AS) dan Iran, saat ia berupaya menegosiasikan perjanjian nuklir baru dengan Teheran atau memilih “opsi lain,” yang kemungkinan merujuk pada tindakan militer.

Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa “hal berikutnya yang akan Anda bicarakan adalah Iran” dan berjanji bahwa “akan ada hari-hari yang menarik ke depan.”

Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network mengungkapkan bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengusulkan pembicaraan nuklir.

“Kami hampir mencapai tahap akhir dengan Iran. Ini akan menjadi momen yang menarik, dan kita lihat saja nanti apa yang terjadi. Tapi kita sudah di saat-saat terakhir. Saat-saat terakhir. Kami tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir,” ujar Trump di Ruang Oval, dilansir dari Antara.

“Kami memiliki situasi dengan Iran yang akan segera berkembang, sangat, sangat segera. Saya kira Anda akan segera membicarakannya, dan semoga kami bisa mencapai kesepakatan damai,” kata Trump.

“Saya tidak berbicara dari posisi kuat atau lemah. Saya hanya mengatakan bahwa saya lebih memilih kesepakatan damai daripada opsi lainnya, tetapi opsi lainnya juga bisa menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Misi Tetap Iran untuk PBB di New York menanggapi pernyataan Trump soal surat yang dikirimkan kepada Khamenei, dengan menyatakan bahwa mereka belum menerima surat tersebut, menurut laporan media Iran.

Sebelumnya, Khamenei telah melarang negosiasi dengan pemerintahan Trump, yang ia sebut sebagai “tidak bisa dipercaya.”

Pejabat senior Iran, termasuk Masoud Pezeshkian Presiden dan Abbas Aragchi Menteri Luar Negeri, secara konsisten menegaskan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan AS di bawah tekanan dan ancaman.

“Selama kebijakan tekanan dan ancaman maksimum dari AS masih berlanjut, kami tidak akan memasuki negosiasi langsung dengan AS,” kata Aragchi dalam sebuah wawancara di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat (7/3/2025). (ant/bel/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Surabaya
Rabu, 16 April 2025
29o
Kurs