
Dalam rangka mempererat tali persaudaraan dan memperkuat semangat kebangsaan, Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) menggelar acara Silaturahmi, Dialog Keumatan-Kebangsaan, dan Buka Puasa Bersama di Sekretariat Badan Pengurus Pusat (BPP) IKA UIN, Jakarta Pusat.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Nasaruddin Umar Menteri Agama RI, Ace Hasan Syadzily Gubernur Lemhanas dan Idrus Marham, Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), yang turut memberikan pemaparan dalam dialog tersebut.
Idrus Marham membuka acara dengan menyampaikan pentingnya kesempatan ini untuk berdialog mengenai isu keumatan dan kebangsaan.
“Pada malam hari ini, kita buka puasa bersama, tetapi didahului dialog keumatan dan kebangsaan. Saya kira, dialog ini sangat penting untuk merangkum pemikiran tentang keumatan, kebangsaan, dan pengantar tausiah Ramadan,” ujarnya dalam konferensi pers usai acara di Sekretariat BPP IKA UIN, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025).
Lebih lanjut, Idrus menjelaskan bahwa dalam dialog tersebut, terdapat banyak pandangan menarik yang disampaikan oleh para narasumber. Salah satunya, Yudi Latif Cendekiawan Mualim yang mengungkapkan konstruksi pemikiran tentang bagaimana Islam masuk dengan jiwa yang defensif.
“Ada pandangan-pandangan yang menyebutkan bahwa umat Islam melakukan sesuatu karena terpaksa, atau yang disebut dengan ‘iman darurat’,” katanya.
Dalam sesi berikutnya, lanjut dia, Kang Ace (panggilan Gubernur Lemhanas) menjelaskan tentang peranan umat dalam proses kecerahan bangsa dan bagaimana umat bisa berperan lebih dalam membangun Indonesia ke depan.
Nasarudin Umar Menteri Agama turut menyampaikan beberapa konsep yang akan dilaksanakan di kementerian agama yang mengusung tema pentingnya bahasa agama dalam meraih partisipasi masyarakat Indonesia yang religius.
“Tanpa bahasa agama, kita sulit menggapai partisipasi masyarakat. Bahasa agama sangat diperlukan untuk meraih harapan dan tujuan bangsa kita,” tegasnya.
Menurut Nasarudin, Kementerian Agama juga mendukung langkah-langkah progresif yang akan dilakukan oleh Prabowo Presiden untuk mencapai tujuan pembangunan.
“Kami menangkap keseriusan Bapak Prabowo untuk berpikir berbeda dalam mencapai tujuan bangsa ini, dengan melakukan pembersihan, akselerasi, efisiensi, dan aktivitas produktif,” jelasnya.
Menag juga menekankan pentingnya kerukunan sebagai fondasi utama bangsa.
“Sehebat apapun, sekaya apapun bangsa kita, tanpa diwujudkan oleh negara yang rukun dan tenteram, itu tidak ada artinya. Kerukunan harus menjadi prioritas utama, karena tanpa itu, kekayaan dan potensi bangsa tidak akan terwujud maksimal,” ujar Menteri Agama.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga keindonesiaan dan tidak memisahkan antara keagamaan dan kebangsaan.
“Bagaimana kita mendidik umat beragama apapun untuk tetap menjadi 100 persen Muslim atau Katolik, tetapi juga 100 persen Indonesia. Jangan sampai kita memisahkan antara keagamaan dan kebangsaan. Itu sudah dilewati dalam sejarah bangsa ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nasarudin juga menyampaikan tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah bagaimana mengatasi kemiskinan dengan pendekatan yang adil.
“Jika kita mengelola potensi bangsa ini secara adil, seharusnya tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia. Kita juga harus mendukung Presiden Prabowo dalam memberantas korupsi yang menggerus potensi bangsa,” tambahnya.
Menag mengharapkan, acara ini dapat semakin mempererat hubungan antar umat beragama dan meningkatkan semangat kebangsaan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan harmonis.(faz)