Kamis, 13 Februari 2025

Pertemuan Prabowo-Erdogan Jadi Momentum Indonesia Tingkatkan Diplomasi di Tingkat Global

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Prabowo Presiden RI dan Erdogan Presiden Turkiye foto bareng sesudah memberikan keterangan bersama, Rabu (12/2/2025), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Foto: Biro Pers Setpres

Prof Suzie Sudarman Ketua Pusat Study Amerika Universitas Indonesia (UI) mengatakan, sikap politik luar negeri Indonesia selama ini dalam isu Palestina, tidak merujuk pada keilmuan.

Pernyataan Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) yang ingin mengusir atau merelokasi warga Gaza dari tanah air mereka harusnya disikapi serius.

“Sikap Trump harus disikapi secara serius, karena Trump ini serius, sementara kita kurang serius. Ini akibat domestik kita tidak tertata, sehingga kita tidak punya karakter, ” kata Suzie Sudarman dalam diskusi daring bertajuk ‘Bom Waktu! Trump Ingin Relokasi Warga Gaza-Palestina, Apa Konsekuensinya?’, Kamis (13/2/2025).

Menurut dia, hal ini terjadi akibat rakyatnya dinilai masih tertindas dan mendapatkan perlakuan semena-mena. Akibat ada problematik di dalam negeri itu, maka kebijakan politik luar negeri Indonesia menjadi kacau balau hingga sekarang.

“Terlalu ribet, kalau Kemenlu sekarang yang dituntut harus ikut perkembangan zaman, sementara di dalam negerinya masih ada masalah problematik,” katanya.

Kendati begitu Suzie berharap ada peningkatan publik diplomasi dan diplomasi luar negeri, sehingga Indonesia bisa diperhitungkan sebagai bangsa di kancah internasional.

“Kalau sekarang diplomasi kita tidak efektif dan tidak ditakuti negara lain, karena kita dianggap sebagai bangsa suka chaos. Tidak seperti Korea punya K-pop, lalu Amerika yang ada film. Sehingga kita betah berjam-jam di Starbuck, padahal Amerika itu, bengis. Itu akibat diplomasi mereka berhasil,” ujarnya.

Ketua Pusat Study Amerika UI ini menilai pertemuan Prabowo Subianto Presiden dengan Recep Tayyip Erdogan Presiden Turki di Bogor bisa menjadi momentum untuk meningkatkan diplomasi Indonesia.

“Kalau dulu Bung Karno bisa menyatukan negara-negara di dunia, karena semua negara belum merdeka. Kalau sekarang lebih sulit. Tapi pertemuan Prabowo-Erdogan ini bisa meningkatkan diplomasi Indonesia lebih kenceng lagi,” tegasnya.(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 13 Februari 2025
25o
Kurs