Selasa, 11 Maret 2025

Lia Istifhama Senator Jawa Timur Minta Pemerintah Kaji Ulang Penundaan Pengangkatan CASN

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Lia Istifhama anggota DPD RI Jawa Timur. Foto: istimewa

Keputusan pemerintah untuk menunda pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2024 hingga akhir 2025 atau awal 2026 menimbulkan reaksi keras, terutama di media sosial. Topik ini menjadi trending topic di platform X (Twitter) dengan tagar #SaveCASN2024 dan #TolakKebijakanTMTSerentak, sebagai bentuk kekecewaan dari ribuan peserta yang telah lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Tak hanya masyarakat, sejumlah tokoh juga memberikan respons terhadap kebijakan ini, salah satunya Lia Istifhama anggota DPD RI Jawa Timur.

Lia, yang dikenal sebagai aktivis dan penulis ini menilai bahwa penundaan CASN ini kurang sejalan dengan upaya penguatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang seharusnya menjadi bagian dari trisula pembangunan nasional.

“Kita semua kan berharap akselerasi atau percepatan generasi emas melalui penguatan SDM berkualitas, maka jangan sampai ada yang tertunda akibat munculnya potensi pengangguran semu, apalagi di kalangan profesional,” ujarnya dengan tegas.

Lia juga juga menyoroti permasalahan sosial yang dihadapi banyak peserta CASN dan PPPK, terutama yang sudah mundur dari pekerjaan sebelumnya demi mengikuti seleksi.

“Sekarang begini, kita harus apresiasi, bahwa banyak masyarakat yang sangat tinggi responsibility-nya (tanggung jawab) sebagai kepala keluarga. Mereka semangat bekerja, bahkan workaholic demi kebutuhan keluarga. Lantas, jika mereka harus berhenti sekian waktu dari ritme jam kerja, kira-kira seperti apa rasanya?” ungkap Lia.

Ia menambahkan, banyak peserta CASN dan PPPK yang telah mengundurkan diri dari pekerjaan mereka sebelumnya, dan merasa khawatir akan munculnya ketertinggalan dalam hal keterampilan dan pengetahuan akibat jeda waktu yang panjang.

“Yang namanya habit bekerja lantas harus berdiam diri, maka seperti apa mentalnya? Saya sih kuatir yang ada malah memicu ketertinggalan ilmu dalam bekerja karena dunia industri, termasuk pendidikan, secara global bergerak secara cepat,” jelasnya.

Lia juga mempertanyakan solusi yang ada bagi para peserta CASN yang menunggu pengangkatan.

“Mereka bisa mengisi waktu dengan bekerja sebagai apa? Apakah menjadi pelaku UMKM? Sedangkan, mereka jumlahnya berapa banyak? Tidak mungkin, lah mereka sebagai pelaku UMKM semuanya karena yang ada menjadi kompetitor bagi pelaku UMKM yang sudah eksisting. Padahal seharusnya terwujud diversifikasi pekerjaan,” tambahnya.

Lia Istifhama berharap pemerintah dapat mengkaji ulang keputusan penundaan pengangkatan ini.

“Kita kan tahu, bahwa ada istilah Immediacy yaitu hubungan dekat atau interpersonal, ini sangat penting dibentuk antara pemerintah dengan masyarakat. Bagaimana masyarakat merasa aspirasi atau harapannya terakomodir secara baik. Nah, salah satu short term planned mewujudkannya adalah, mohon-lah dikaji ulang penundaan tersebut,” harapnya.(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Selasa, 11 Maret 2025
29o
Kurs