Xi Jinping Sebut Taiwan akan Kembali Tergabung dengan China

Dalam pidato pada Minggu (31/12/2023) saat malam tahun baru menjelang pemilihan presiden Taiwan pada 13 Januari mendatang, Xi Jinping Presiden China menegaskan bahwa reunifikasi Taiwan dengan China adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.

“China pasti akan bersatu kembali, dan semua warga China di kedua sisi Selat Taiwan harus terikat oleh tujuan yang sama dan ikut serta dalam kejayaan kebangkitan bangsa China,” kata Xi, menurut Kementerian Luar Negeri China dilansir Antara, Senin (1/1/2024).

Pernyataan Xi tersebut menunjukkan tekad Beijing untuk menyatukan Taiwan dengan China. Meskipun Taiwan adalah pulau demokratis yang memiliki pemerintahan sendiri, China menyatakan akan menggunakan kekerasan jika perlu untuk mencapai tujuannya tersebut.

Diketahui Taiwan memisahkan diri dari China akibat perang saudara pada 1949.

Sementara Lai Ching-te Wakil Pemimpin Taiwan dari Partai Progresif Demokratik, yang berkuasa dan memiliki pandangan independen, saat ini unggul dalam persaingan pemilihan presiden Taiwan menurut jajak pendapat baru-baru ini.

Namun, Hou Yu-ih kandidat dari partai oposisi utama Partai Nasionalis, yang menawarkan dialog dengan China, semakin mendekati keunggulan Lai.

“Xi bertukar ucapan selamat tahun baru dengan timpalannya dari Rusia dan mengutarakan harapannya untuk meningkatkan rasa saling percaya, memperluas kerja sama, dan meneruskan persahabatan untuk memastikan bahwa hubungan China-Rusia terus bergerak di jalur yang benar,” kata Kementerian Luar Negeri China.

Lebih lanjut, hubungan Xi dan Putin kian hangat setelah keduanya secara bergantian melakukan kunjungan ke negara masing-masing pada 2023. China menentang sanksi Barat terhadap Moskow atas perang yang telah berlangsung hampir dua tahun antara Rusia dengan Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022. (ant/feb/ipg)