Sabtu, 16 November 2024

Umat Muslim Pendukung Trump Kecewa dengan Susunan Kabinet yang Dinilai Pro-Israel

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Richard Grenell, penasihat utama mantan Presiden AS Donald Trump dan mantan Penjabat Direktur Intelijen Nasional, berbicara kepada peserta acara komunitas Muslim dan warga Amerika keturunan Bangladesh untuk Trump di Hamtramck, Michigan, AS, pada 2 November 2024. Foto: REUTERS

Para pemimpin Muslim Amerika Serikat (AS) yang mendukung Donald Trump dari Partai Republik di Pilpres AS merasa sangat kecewa dengan susunan kabinet presiden terpilih itu yang dinilai justru pro Israel.

Padahal, mereka memilih Trump sebagai bentuk protes atas dukungan pemerintahan Joe Biden Presiden AS terhadap perang Israel di Gaza dan Lebanon.

“Trump menang karena dukungan kami, tetapi kami tidak senang dengan pilihannya untuk Menteri Luar Negeri dan lainnya,” kata Rabiul Chowdhury, seorang investor dari Philadelphia yang memimpin kampanye Abandon Harris di Pennsylvania dan mendirikan Muslims for Trump, dilansir Reuters, Sabtu (16/11/2024).

Dukungan komunitas Muslim untuk Trump itu membantunya memenangkan suara di negara bagian seperti Michigan, dan mungkin berkontribusi pada kemenangan di negara bagian lainnya, menurut para ahli strategi politik.

Untuk diketahui, Trump menunjuk Marco Rubio senator Republik, yang merupakan pendukung kuat Israel, sebagai Menteri Luar Negeri.

Rubio sebelumnya menyatakan bahwa ia mendukung tindakan keras terhadap Gaza dan meyakini bahwa Israel harus menghancurkan “setiap elemen” Hamas, bahkan menyebut organisasi tersebut sebagai “binatang buas.”

Trump juga mengajukan Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas yang pro-Israel dan mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat, sebagai calon Duta Besar untuk Israel.

Huckabee menyebut solusi dua negara untuk Palestina sebagai hal yang “tidak dapat dilaksanakan.” Selain itu, Perwakilan Republik Elise Stefanik, yang mengkritik keras PBB sebagai “sarang antisemitisme,” diusulkan menjadi Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Rexhinaldo Nazarko, Direktur Eksekutif Jaringan Keterlibatan dan Pemberdayaan Muslim Amerika (AMEEN), menyatakan bahwa pemilih Muslim berharap Trump akan memilih pejabat kabinet yang mendukung perdamaian.

Namun, menurutnya, hal itu tidak terealisasi. “Kami sangat kecewa. Kabinet ini tampaknya didominasi oleh kelompok neokonservatif dan pendukung kuat Israel,” katanya.

Hassan Abdel Salam, mantan profesor Universitas Minnesota dan pendiri kampanye Abandon Harris, juga menyampaikan kekecewaannya. “Sepertinya Trump melampaui batas dalam mendukung Zionis,” ujarnya sembari menyebut bahwa banyak anggota komunitas Muslim merasa dimanfaatkan.

Tim kampanye Trump belum memberikan komentar. Namun, beberapa pendukung Trump dari kalangan Muslim, seperti Rola Makki, Wakil Ketua Muslim untuk Penjangkauan Partai Republik di Michigan, meminta masyarakat menunggu hasil kebijakan Trump.

“Saya percaya Trump menginginkan perdamaian,” ujarnya.

Makki juga menekankan bahwa korban tewas selama pemerintahan Biden menjadi alasan untuk mendukung pendekatan Trump di Timur Tengah. (kev/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 16 November 2024
34o
Kurs