Senin, 8 Juli 2024

Tren PHK Meningkat, Pimpinan DPR Ingatkan Pemerintah Serius Benahi Industrialisasi

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Abdul Muhaimin Iskandar Ketua Umum DPP PKB. Foto: Antara

Abdul Muhaimin Iskandar Wakil Ketua DPR RI menyorot fenomena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah sektor industri belakangan ini, terutama industri tekstil.

Menurutnya, kondisi itu jelas bosa meningkatkan jumlah pengangguran yang berujung pada bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia.

“Ya, PHK terutama di industri tekstil sekarang ini semakin tinggi. Kondisi ini berbahaya kalau tidak diantisipasi dengan baik. Penggangguran bisa ikutan meningkat, sampai nantinya pada dampak kemiskinan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Cak Imin melanjutkan, gelombang PHK terjadi bisa jadi akibat semakin lesunya aktivitas bisnis di dalam negeri, hingga melemahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari munculnya deflasi.

Supaya tidak semakin parah, dia mendorong pemerintah fokus melaksanakan industrialisasi sekaligus menganalisis dan memetakan kondisi tiap sektor industri, khususnya industri yang melambat atau belum pulih sepenuhnya akibat Pandemi Covid-19.

“Pemetaan dan kajian mendalam saya kira penting dilakukan. Industrialisasi digalakkan lagi, sembari mengkaji strategi khusus dan realistis melindungi industri,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga meminta pemerintah mendukung industri supaya berkembang dan memproduksi barang sesuai selera pasar, harga bersaing, dan kualitas baik.

“Jalan terbaiknya adalah support dari pemerintah (untuk industri). Bagaimana pun persaingan bisnis semakin kompetitif. Di situ peran industri juga harus menyesuaikan diri agar bisa tetap bersaing kualitasnya. Dan, yang tidak kalah penting tentu realisasi komitmen mengurangi barang impor mulai dari melakukan evaluasi terkait regulasi kegiatan impor, pengawasan impor, sampai mewajibkan pemerintahan untuk memprioritaskan penggunaan produk lokal,” pungkasnya.

Sekadar informasi, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia tengah di ambang keterpurukan. Melemahnya pasar ekspor disertai gempuran produk tekstil impor ke pasar domestik membuat pelaku industri sandang mulai dari hulu hingga hilir kian terimpit.

Imbasnya, industri TPT yang terpuruk melakukan PHK hingga ribuan pekerja.

Merujuk catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), selama Januari-Mei 2024, sebanyak 20-30 pabrik berhenti beroperasi dengan mem-PHK pekerja hingga mencapai 10.800 orang.

Angka tersebut melanjutkan PHK sepanjang 2023 yang tercatat mencapai 7.200 pekerja di sentra industri TPT di wilayah Bandung dan Surakarta. Jumlah itu bisa lebih tinggi karena ada pekerja yang tidak melapor saat terkena PHK.(rid/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Perahu Nelayan Terbakar di Lamongan

Surabaya
Senin, 8 Juli 2024
28o
Kurs