Jumat, 22 November 2024

Tinjau Galeri Batik Bersejarah di Banyumas, Ketua DPR Dorong Regenerasi Pembatik

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI melihat langsung proses pembuatan Batik Banyumas, Galeri Batik Hadi Priyanto di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). Foto: istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI, hari ini, Jumat (1/2/2024), meninjau Galeri Batik Hadi Priyanto di Banyumas, Jawa Tengah. Batik Hadi Priyanto merupakan salah satu batik bersejarah karena sudah berdiri sejak tahun 1957.

Puan datang ke Rumah Batik Hadi Priyanto bersama sejumlah anggota DPR. Di galeri Batik Banyumasan itu, dia melihat langsung proses pembuatan yang dilakukan para pembatik.

“Batik adalah ikon Indonesia, sudah menjadi warisan budaya tak benda UNESCO,” ucap Puan.

Rumah Batik Hadi Priyanto saat ini dikelola oleh keturunan ke-3, dan mempekerjakan 30 pegawai. Puan terkesan dengan Rumah Batik Hadi Priyanto yang punya mesin pintal untuk membuat kain batik dengan 3.600 benang.

“Keunikan batik tiap daerah perlu diangkat reputasinya secara setara, agar semuanya bisa berbarengan terkenalnya,” kata mantan Menko PMK itu

Selain dengan canting, proses pembuatan batik Hadi Priyanto juga ada yang dicetak dan digambar. Memiliki ciri khas motif warna cerah, Batik Banyumasan di galeri itu membutuhkan proses waktu sekitar dua minggu untuk setiap helai kainnya.

Puan pun mendorong ada regenerasi untuk para pembatik. Dengan begitu, budaya lama Indonesia tidak akan terkikis zaman.

“Perlu diperhatikan regenerasi dari para pengrajin batik agar karya budaya ini dapat terus dilestarikan,” tegasnya.

Setelah dari galeri batik, Puan makan siang di RM Simpang Tiga, Banyumas. Bahan menu-menu khas di rumah makan ini merupakan hasil tangkapan langsung dari Sungai Serayu, seperti Udang Watang, Ikan Baceman, dan Ikan Boso.

RM Simpang Tiga juga sudah berdiri lama, yakni sejak tahun 1968. Pemilik warung saat ini, Ibu Hari meneruskan usaha orang tuanya mulai dari tahun 1996.

Di rumah makan itu, Puan memilih menu Udang Watang, tempe mendoan, dan sayur daun singkong. RM Simpang Tiga Banyumas juga terkenal dengan rica-rica entog dan ayam kampung gorengnya.

Selesai makan siang, Puan mengunjungi kampung durian di Banyumas yang berada di Kecamatan Kemranjen. Wilayah itu merupakan salah satu sentra durian terbaik di Indonesia.

Durian unggulan dari kawasan tersebut adalah jenis lokal, yaitu Kromo Banyumas atau yang dikenal dengan sebutan durian Bawor. Nama Bawor merupakan identitas yang melambangkan berbagai hal serba besar mengingat durian jenis ini rata-rata berbobot 3-5 kg untuk satu buahnya. Bahkan ada yang sampai 7-8 kg per buah.

Hampir setiap pekarangan rumah warga di kawasan Kemrajen memiliki pohon durian yang tinggi menjulang. Puan singgah ke salah satu kebun durian milik warga yang memiliki luas sekitar 2.100 m2.

Saat mengunjungi kebun durian, Puan meninjau proses pembibitan. Dia juga mengamati proses penyetekan dan berkeliling kebun melihat pohon-pohon durian yang sudah berbuah. Baik yang masih kecil, hingga buah durian yang sudah besar di pohon.

Puan kemudian mencoba 3 tipe durian yang tumbuh di area kebun. Selain durian Bawor, dia mencoba durian black thorn, dan durian Musangking. Puan menikmati durian bersama warga sekitar yang senang dengan kedatangan cucu Bung Karno itu.

Menurut pencinta durian, buah lokal Banyumas lebih unggul dibandingkan Durian Monthong asal Thailand. Durian Bawor memiliki daging berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis, legit, dan sedikit pahit menempel di lidah. Durian Bawor juga memiliki tekstur yang creamy.

“Hasil kekayaan alam kita apabila dibudidayakan dengan baik, tidak kalah dengan durian-durian dari luar negeri,” tukas Puan.(rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs