Kamis, 21 November 2024

Tiga Srikandi Bertarung di Pilkada Jatim, Pakar Politik Sebut Kepemimpinan Perempuan Makin Diakui

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Tiga pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur yang akan berkompetisi di Pilkada Jatim 2024. Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta, serta Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) 2024 semakin menarik perhatian publik. Sebab tiga tokoh perempuan, atau Srikandi, akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur Jatim.

Ketiga srikandi tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah.

Khofifah Indar Parawansa yang kembali berpasangan dengan Emil Dardak, diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Khofifah merupakan Gubernur Jatim periode 2019-2024.

Sementara itu, PDI Perjuangan mengusung Tri Rismaharini sebagai calon gubernur. Risma adalah Menteri Sosial (Mensos) dan bekas Wali Kota Surabaya. Dia dipasangkan dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans.

Sedangkan PKB mengusung kadernya sendiri, Luluk Nur Hamidah dab Lukmanul Hakim sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur.

Surokim Abdussalam pengamat politik Universitas Trunojoyo di Bangkalan mengomentari mengenai keterwakilan perempuan dalam Pilkada Jawa Timur 2024. Menurutnya, kepemimpinan perempuan di Jawa Timur sudah tidak lagi menjadi permasalahan.

“Alhamdulillah di Jawa Timur sepertinya sudah tidak ada permasalahan dengan kepemimpinan perempuan. Saya pikir sudah tak ada masalah. Sebab orang sudah bisa membedakan antara kepemimpinan agama dan politik,” kata Surokim dalam program Wawan Radio Suara Surabaya, Selasa (3/9/2024).

Faktor yang mempengaruhi ada di ranah makro dan mikro. Faktor makro, sejak pandemi Covid-19, kepemimpinan perempuan itu dinilai banyak yang berhasil.

“Pemimpin perempuan banyak mendapatkan tempat dalam konteks setelah pendemi Covid-19. Itu secara makro,” ujarnya.

Secara mikro, kepemimpinan perempuan dinilai sudah mendapat pengakuan dari masyarakat. Mereka unggul atau memiliki empati, simpati, dan membersamai yang lebih kuat.

“Faktor-faktor gabungan seperti ini yang menurut saya membuat pemimpin perempuan mendapat tempat di masyarakat,” jabarnya.

Kemudian Surokim merinci satu persatu keunggulan dari calon gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Pertama adalah Khofifah Indar Parawansa. Surokim menilai, mempertahankan posisi sebagai petahana lebih sulit dibandingkan dengan menjadi penantang.

Tapi keuntungan seorang petahanan adalah panggung lebih lama. Sehingga mereka diuntungkan kerena lebih dikenal oleh publik.

“Petahanan harus pandai dalam meyakinkan masyarakat, terutama terkait dengan kinerjanya,” sebutnya.

Lalu Surokim mengomentari Tri Rismaharini, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial RI. Menurutnya, baik Khofifah maupun Risma memiliki rekam jejak kepemimpinan yang kuat di tingkat nasional.

“Bu Khofifah dan Bu Risma ini sudah dikenal akan kepemimpinan publiknya. Bahkan mereka juga sudah dikenal luas. Saya kira-kira dua-duanya otentik. Tinggal momentumnya nanti didapatkan oleh siapa,” terangnya.

Surokim meyakini pertarungan kali ini menarik. Sebab persaingan antara kedua kandidat ini akan sangat ketat.

“Pertarungan yang menarik dalam dua setengah bulan ini adalah pertarungan udara. Sebab mereka tak mungkin menyapa secara langsung ke seluruh masyarakat. Saya kira itu akan menentukan swing voters di Jawa Timur ini akan berlabuh ke mana,” jabarnya.

Mengenai Luluk Nur Hamidah, Surokim menyebutkan bahwa pencalonannya di luar dugaan. Sebab banyak yang menduga pertarungan utama akan terjadi antara petahana dan kandidat sekelas menteri.

“Konteks pemilih kita yang milenial ini cukup dominan, di atas 50 persen. Jika itu dibaca dan jika ceruk itu dapat dimanfaatkan oleh Mbak Luluk, dia bisa masuk di sana. Dia bisa merebut dan bisa mengejutkan, jika strateginya tepat,” terangnya. (saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
32o
Kurs