Jumat, 22 November 2024

Survei Poltracking: Khofifah-Emil Unggul Jauh 57,3 Persen, Risma-Gus Hans 22,7 Persen dan Lukman-Luluk 2,2 Persen

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Hanta Yuda AR Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia waktu memaparkan hasil survei melalui youtube, Kamis (19/9/2024). Foto: Tangkapan Layar

Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei elektabilitas tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang akan berkontestasi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Jawa Timur 2024.

Dari hasil survei elektabilitas dengan simulasi surat suara, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai calon petahana unggul jauh di angka 57,3 persen.

Lalu disusul pasangan calon Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans mencapai 22,7 persen. Sedangkan Luluk Nurhamidah dan Lukmanul Khakim dengan angka 2,2 persen.

Hanta Yuda AR Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia mengatakan elektabilitas Khofifah-Emil unggul dua kali lipat daripada Risma-Gus Hans, dan berkali-kali lipat dari Luluk-Lukman.

“Angka ini memberikan gambaran awal kepada semua warga Jatim, kekuatan petahana Khofifah-Emil cukup kuat dan bisa dikatakan tangguh, melampaui angka psikologis incumbent yaitu sebesar hampir 60 persen yaitu 57,3 persen,” kata Hanta dalam paparannya secara live di Youtube Poltracking TV, Kamis (19/9/2024).

Meski begitu, Hanta menyebut, elektabilitas ketiga paslon ini masih bisa berubah sebelum hari pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 pada 27 November mendatang.

Sebab jumlah undiceded voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan kepada tiga paslon masih cukup besar, yakni 17,8 persen.

“Angka ini di sisa dua setengah bulan ke depan masih memilki kemungkinan pergeseran, undecided voters ini akan ke mana, bisa memiliki potensi ke tiga pasangan ini, mereka pada hari H tentu ini menjadi 0,” jelasnya.

Hanta melanjutkan, pasangan yang berpotensi bisa mendekati elektabilitas Khofifah-Emil ada Risma-Gus Hans. Sedangkan duet Luluk-Lukman relatif lebih sulit bersaing karena selisih yang jauh.

“Penantang Risma-Gus Hans ada potensi untuk tumbuh di angka 22,7 persen dan yang ketiga Bu Luluk relatif sangat rendah, saya kira agak sulit untuk mengingmbangi dua kekuatan ini,” ungkapnya.

Skenario lain yang dipaparkan Hanta, yakni perolehan suara masing-masing paslon pada 27 November nanti bergantung pada cara mereka meyakinan para undecided voters yang jumlahnya masih cukup besar.

Selain itu, lanjut Hanta, elektabilitas Khofifah-Emil diprediksi berpotensi akan turun. Sebab sebagai pasangan petahana, konsistensi suara mereka tergantung dari approval rating atau tingkat kepuasan warga.

“Tinggal pada undecided ini akan ke mana. Rumusnya dalam hukum elektoral, petahana relatif memang lebih bisa cendrung turun ketimbang naik, tapi apakah peluang Khofifah faktor incumbent ini bisa lebih besar menaikkan atau menurunkan, kita harus melihat tingkat kepuasannya,” tuturnya.

Sementara itu dalam kategori perorangan bakal calon gubernur, elektabilitas Khofifah berada di posisi teratas sebesar 55,3 persen, disusul Risma dengan 22,8 dan Luluk 1,8 persen, sementara ada 20,1 persen belum menentukan pilihan yaitu tidak tahu dan tidak jawab.

Sedangkan elektibilitas para bakal calon wakil gubernur, Emil unggul di angka 51,7 persen, Gus Hans 9,9 persen, dan Lukman 3,2 persen. pemilih yang tidak tahu atau tidak menjawab mencapai 35,2 persen.

Sebagai informasi, survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 4-10 September 2024 dengan metode multistage random sampling, pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.

Survei dilakukan di 38 kabupaten/kota di seluruh Jatim. Total ada 1.200 responden, dengan tingkat margin of error di angka 2,9 persen dan tingkat kepercayaan di angka 95 persen. (wld/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs