Jumat, 22 November 2024

Sejumlah Kiai Disebut Inginkan Muktamar Luar Biasa PKB Saat Pertemuan di Tebuireng

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Gus Yahya Ketum PBNU bersama para pengurus PBNU dan kiai NU saat menggelar pertemuan di Ponpes Miftachussunnah, Tambaksari, Surabaya, Selasa (13/8/2024). Foto: Wildan Pratama suarasurabaya.net

Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) disebut mengusulkan adanya muktamar luar biasa dalam pertemuan di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Kabupaten Jombang waktu membahas pembenahan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal itu diungkapkan Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) waktu berada di Ponpes Miftachussunnah, Tambaksari, Surabaya, Selasa (13/8/2024).

“Ya, ada lah, suara dikit-dikit (dari kiai untuk muktamar luar biasa). Tapi PBNU tidak dalam posisi itu,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya menyebut bahwa PBNU tidak dalam posisi untuk merancang muktamar luar biasa PKB sebagai upaya melakukan pembenahan, karena sudah melenceng dari khittah NU.

“Persoalannya bukan soal muktamar, tapi bagaimana ini kan mekanisme politik yang normal nih, ada aspirasi ada lembaga politik, ada aspirasi, nah, kami dalam posisi civil society, nih, NU ini, walaupun dengan hubungan khsus dengan PKB karena semua latar belakang tadi, toh,” tuturnya.

Ketum PBNU itu mengatakan, bahwa NU memiliki tanggungjawab moral untuk membenahi PKB yang dianggap melenceng. Sebab partai yang dinahkodai Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu juga lahir dari tokoh-tokoh NU.

“Namanya tanggungjawab moral, ini kan seperti tanggungjawab orang tua kepada anak. Kalau ada apa-apa dengan anak, orangtua ikut disalahkan kan begitu?,” jelasnya.

Oleh karena itu upaya pembenahan yang dilakukan PBNU, adalah mewadahi aspirasi para kiai NU yang menjadi bagian di dalam PKB.

Sebab sebelumnya, para Dewan Syuro di dalam internal PKB perlahan mulai dihilangkan peran strategisnya sehingga tidak memiliki hak dalam membuat ataupun mengambil keputusan partai.

Penghilangan peran Dewan Syuro itulah yang menjadi salah satu alasan para kiai menggelar pertemuan di Ponpes Tebuireng, Jombang hingga mencetuskan “Mandat Tebuireng” yang hari ini diserahkan oleh KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU ke Gus Yahya.

“Nah sekarang kan punya aspirasi nih, bagaimana kami memperjuangkan supaya aspirasi kami diagregasikan oleh lembaga politik itu (PKB),” terang Gus Yahya.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs