Luluk Nur Hamidah Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim) nomor urut 1 turut angkat bicara terkait pembekuan Basan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair), yang terjadi belum lama ini.
Meski pembekuan BEM Fisip Unair telah dibatalkan, Luluk tetap menyayangkan adanya kejadian tersebut. Terlebih soal langkah kampus yang dinilai membatasi nalar kritis mahasiswa.
“Elit kampus jangan memasung nalar kritis mahasiswa,” tegas Luluk dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (31/10/2024).
Anggota DPR RI periode 2019-2024 itu berpendapat, kampus harusnya menjadi rumah yang membantu mahasiswa mengasah nalar kritis.
Dengan begitu, mahasiswa akan terbiasa berpendapat, berekspresi, dan bersikap untuk mewujudkan kehidupan yang demokrasi.
“Cara kita melakukan pembinaan kepada mahasiswa itu ya dengan cara memberikan kebebasan. Bukan dengan mengekang, apalagi dikit-dikit melarang, dikit-dikit mengancam. Mengurangi nilai kekritisannya malah,” ungkapnya.
Menurut Luluk, keputusan yang dilakukan oleh pihak kampus, berpotensi meninggalkan trauma bagi mahasiswa lain untuk berpikir kritis dan menjalankan fungsi kontrolnya.
“Jadi kampus itu jangan selalu main kuasa. Pendekatan kekuasaan itu tidak akan kondusif bagi kehidupan kampus,” tuturnya.
Luluk menilai, saat ini bukan waktunya lagi membungkam kekritisan mahasiswa. Terlebih oleh kampus sendiri, yang seharusnya menjadi payung penyemangat anak didik dalam mengasah pikirannya.
Sivitas akademika Unair, menurut Luluk telah menjadi contoh banyak kampus di Indonesia. Sehingga, nama baik itu harus tetap terjaga dengan memberikan kebebasan berpikir dan berpendapat bagi mahasiswanya.
“Yang kita harapkan teman-teman mahasiswa itu tetap semangat, tetap tidak menghilangkan sikap kritisnya dalam mengawal demokrasi secara konstruktif,” tutupnya. (kir/bil/ham)