Kasus teror bom dalam momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kembali terjadi di Pulau Madura. Kali ini menimpa rumah milik Husairi Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pamekasan.
Husairi merupakan Ketua KPPS di TPS 06 Dusun Timur, Desa Nyalabu Daya, Pamekasan. Pelemparan bom ke rumahnya terjadi pada Senin (19/2/2024) sekitar pukul 03.45 WIB.
Husairi bercerita, tidak ada saksi mata dalam kejadian tersebut. Sebab berlangsung Senin dini hari menjelang subuh. Husairi menyebut rumah dalam keadaan tanpa penghuni ketika kejadian berlangsung.
“Kerusakan di bagian kaca, pintu, kursi, juga lemari yang tidak bisa dipakai lagi. Semuanya dalam kondisi parah. Kalau dikalkulasi, kerugian sekitar belasan juta,” kata Husairi ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (20/2/2024) siang.
Husairi mengaku tidak tahu mengapa rumahnya menjadi sasaran bom oleh orang tidak dikenal. Sebab ia merasa tidak ada kendala di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipimpinnya selama Pemilu.
“Sejal awal aman-aman saja. Tidak ada masalah apa pun di TPS saya. Semuanya lancar,” ungkapnya.
Sementara itu, tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Polda Jawa Timur (Jatim) telah menyelidiki peristiwa ledakan di Husairi.
“Bahan peledak itu dilempar oleh orang tak dikenal saat melintas di depan rumah korban,” kata AKP Sri Suguhiarto Kasi Humas Polres Pamekasan dalam keterangan pers di Pamekasan, Senin malam.
Kasus teror ini merupakan kasus ketiga di Pulau Madura. Kasus serupa juga terjadi di Sampang dan Sumenep. Di Sampang, tim relawan Prabowo-Gibran ditembak oleh orang tak dikenal. Sedangkan di Sumenep, rumah relawan Prabowo-Gibran juga diteror bom. (saf/ham)