Jumat, 22 November 2024

Risma Siapkan Akses Khusus Barang dan Buat Terowongan di Kaki Gunung Jika Jadi Gubernur Jatim

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Tri Rismaharini calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 3 ketika mengudara dalam program Wawasan Suara Surabaya Spesial Menuju Grahadi, Kamis (14/11/2024) pagi. Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Tri Rismaharini calon gubernur Jawa Timur nomor urut 3, mengungkapkan visi infrastrukturnya untuk mendukung kelancaran transportasi barang di Jatim.

Risma menyoroti masalah besar yang selama ini mengganggu kelancaran distribusi barang, yaitu ketidakpastian jalur transportasi dan seringnya kecelakaan lalu lintas.

Salah satu solusinya adalah dengan membangun jalan baru dan terowongan yang akan memisahkan jalur kendaraan barang dari kendaraan umum, sekaligus mempersingkat waktu perjalanan.

Risma mengusulkan pembangunan jalan baru khusus untuk transportasi barang, mengingat selama ini jalan yang digunakan untuk angkutan barang juga digunakan oleh kendaraan pribadi. Hal ini berisiko menyebabkan kerusakan jalan yang cepat, serta meningkatkan potensi kecelakaan.

Salah satu rencana besar Risma adalah membangun jalan baru untuk menghubungkan Gresik-Tuban. Jalan ini akan menjadi jalur khusus untuk transportasi barang, memisahkan kendaraan barang dari kendaraan manusia yang selama ini sering menyebabkan kemacetan dan kecelakaan.

Selain itu, Risma juga berencana membuat jalan pintas yang menghubungkan Kediri-Madiun-Ponorogo. Proyek jalan pintas ini bertujuan untuk mengurangi waktu perjalanan yang selama ini terlalu panjang dan menghindari kemacetan di jalur utama.

“Sudah saya hitung, kalau Tuban sampai Gresik itu kurang lebih panjangnya 72 km. Sedangkan kalau untuk Kediri-Madiun-Ponorogo itu kurang lebih 50 km, itu saya akan buat jalan pintas,” kata Risma dalam program Wawasan Suara Surabaya Spesial Menuju Grahadi, Kamis (14/11/2024) pagi.

Tidak hanya membangun jalan baru, Risma juga merencanakan pembangunan terowongan di bawah gunung di beberapa titik yang strategis di Jatim. Salah satunya adalah di Trenggalek-Tulungagung.

“Kemarin sudah saya hitung. Kalau kendaraan harus memutar, itu bisa 2-3 jam, Dan truk besar nggak bisa melalui. Nah, tapi kalau itu ditrobos, itu cuma cukup 40 menit. Bedanya jauh,” sebut Risma.

Risma paham bahwa rencana untuk membangun terowongan di kaki gunung ini menuai pro dan kontra. Namun, dia menyebut jika bangunan itu bukan hal yang baru.

“Sebenarnya di luar negeri sudah banyak,” ujarnya singkat.

Mantan Wali Kota Surabaya ini menyebut, dengan adanya terowongan, akses menuju kota-kota di Jatim akan lebih cepat dan aman, terutama untuk truk besar yang selama ini kesulitan melewati jalur berkelok.

Menurut Risma, masalah utama yang dihadapi oleh transportasi barang di Jatim adalah kombinasi antara angkutan barang dan kendaraan pribadi yang menggunakan jalur yang sama. Hal ini tidak hanya mempercepat kerusakan jalan, tetapi juga meningkatkan potensi kecelakaan.

“Sebab ketika angkutan manusia seperti sepeda motor, gabung dengan truk atau gabung dengan mobil, membuat hampir tiap hari di Lamongan-Tuban itu ada kecelakaan,” terang Risma.

Risma menekankan pentingnya pemisahan jalur untuk transportasi barang dan kendaraan pribadi agar dapat mengurangi kecelakaan yang sering terjadi. Dengan adanya jalan khusus untuk barang dan terowongan, diharapkan kecelakaan lalu lintas dapat ditekan, serta jalan-jalan di Jatim menjadi lebih aman dan terawat. (saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs