Jumat, 22 November 2024

Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia dengan Perolehan Suara 87,8 Persen

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Vladimir Putin saat berbicara dalam sesi pleno Forum Ekonomi Timur (EEF) ketujuh, Rabu (8/9/2022). Foto: Xinhua

Vladimir Putin kembali menang telak dalam pemilu presiden Rusia pada hari Minggu (17/3/2024). Putin meraih 87,8 persen suara, hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet.

Melansir Reuters, Senin (18/3/2024), hasil tersebut memperkuat cengkeraman kekuasaan Putin dalam kemenangan yang menurutnya menunjukkan bahwa langkah Moskow sudah benar dalam melawan menghadapi Barat, dengan mengirim pasukannya ke Ukraina.

Putin, mantan letnan kolonel KGB yang pertama kali berkuasa pada tahun 1999, menegaskan hasil pemilu tersebut seharusnya mengirimkan pesan kepada Barat bahwa para pemimpinnya harus memperhitungkan keberanian Rusia. Baik dalam perang maupun perdamaian.

Hasil Pemilu ini juga membuat Putin akan memulai masa jabatan enam tahun baru yang akan membuatnya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun.

Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada angka 87 persen. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat.

Di posisi kedua, ada Nikolai Kharitonov Kandidat Komunis yang perolehan suaranya hanya di bawah empat persen, disusul pendatang baru Vladislav Davankov di urutan ketiga, dan Leonid Slutsky yang merupakan seorang ultra-nasionalis di urutan keempat.

Putin mengatakan kepada para pendukungnya dalam sebuah pidato kemenangan di Moskow bahwa ia akan memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang terkait dengan apa yang ia sebut sebagai “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina. Putin mengatakan akan memperkuat militer Rusia.

“Kami memiliki banyak tugas di depan. Namun, ketika kita melakukan konsolidasi, tidak peduli siapa pun yang ingin mengintimidasi kita, menekan kita, tak ada yang pernah berhasil dalam sejarah. Mereka tidak berhasil sekarang, dan mereka tidak akan berhasil di masa depan,” kata Putin.

Para pendukungnya meneriakkan “Putin, Putin, Putin” saat ia muncul di panggung dan “Rusia, Rusia, Rusia” setelah ia menyampaikan pidato penerimaannya.

Di sisi lain, merespon hasil Pemilu Rusia itu, baik Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara-negara lain mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil, karena adanya penangkapan terhadap lawan-lawan politik Putin serta penyensoran.

Diketahui, Alexei Navalny pemimpin oposisi Rusia meninggal di penjara Kutub Utara bulan lalu. Ribuan orang lalu melakukan protes menentang Putin di berbagai tempat pemungutan suara, baik di dalam dan di luar negeri.

Putin menganggap pemilu Rusia berlangsung demokratis. Dia mengatakan protes yang yang dilancarkan oposisi Navalny terhadap dirinya tidak berdampak pada hasil pemilu.

Dalam komentar pertamanya tentang kematian Navalny, Putin menyebut hal itu sebagai “peristiwa yang menyedihkan” dan menegaskan bahwa ia telah siap untuk melakukan pertukaran tahanan yang melibatkan politisi oposisi tersebut. (azw/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs