Luluk Nur Hamidah Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, mengaku bakal membawa semangat perubahan pada debat kedua Pilkada Jatim, Minggu (3/10/2024) besok.
Hal itu karena Luluk tidak merasakan adanya perubahan di Jatim, selama lima tahun terakhir.
Menurut anggota DPR RI periode 2019-2024 itu, Jatim memerlukan adanya perubahan signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Ternyata tidak banyak yang berbeda dalam lima tahun terakhir. Jadi kalau tidak banyak berubah, kita gantiin saja,” terang Luluk, dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (2/10/2024).
Sementara itu, mengenai persiapan menghadapi debat kedua, Luluk akan gokus pada pengecekan data secara cermat, untuk memberikan pandangan yang objektif terhadap permasalahan di Jatim.
“Diskusi tipis-tipis, tapi juga terus cek data,” tambahnya.
Luluk mengaku prihatin dengan angka kemiskinan di Jatim yang masih tercatat menjadi paling tinggi di Indonesia.
“Jika kita cek datanya, ternyata Jawa Timur ngeri. Penduduk miskinnya tertinggi di Indonesia, angka penganggurannya masih di atas satu juta. SMK justru menjadi penyumbang pengangguran terbuka tertinggi di Jawa Timur, kesenjangan juga masih tinggi,” paparnya.
Menurut Luluk, kondisi tersebut mencerminkan masih banyaknya tantangan yang perlu diatasi secara serius.
Sementara itu, dengan pengalaman sebagai anggota DPR RI yang sudah terbiasa mengadvokasi kepentingan rakyat kecil, Luluk optimis dapat menyajikan debat yang menarik dan informatif.
“Karena ini pilgub, kita tidak sedang mau arisan. Problem di Jawa Timur juga sangat besar, maka kita benar-benar menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar rakyat Jawa Timur bisa menonton dan happy,” jelasnya.
Luluk percaya, debat kali ini akan menjadi kesempatan untuk menyampaikan visi dan solusi yang realistis bagi masa depan Jawa Timur.
“Kami ingin Jawa Timur yang lebih maju dan berdaya saing. Kita harus berani membuat gebrakan baru yang dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.
Bagi Luluk, debat bukan hanya ajang adu gagasan, tapi juga kesempatan menyampaikan pesan bahwa Jawa Timur membutuhkan pembaruan.
“Debat ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa ada harapan baru yang lebih baik bagi Jawa Timur,” tandasnya. (kir/saf/iss)