Kamis, 21 November 2024

Peristiwa Donald Trump Bisa Terjadi di Indonesia, Jika Politikus Gunakan Gaya Komunikasi Ekstrem

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Donald Trump calon presiden dari Partai Republik dibantu oleh Secret Service setelah terdengar suara tembakan selama kampanye di Butler Farm Show di Butler, Pennsylvania pada13 Juli 2024. Foto: Reuters

Tengku Zulkifli Usman Pengamat geopolitik mengingatkan, peristiwa penembakan terhadap Donald Trump mantan Presiden Amerika Serikat (AS), kandidat calon presiden (capres) dari Partai Republik pada Sabtu (13/7/2024) lalu, bisa terjadi di Indonesia.

Hal itu terjadi akibat gaya komunikasi politik ekstrem yang dipertontonkan oleh Donald Trump dan Joe Biden Presiden AS dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sejak 2020 lalu, hingga menyebabkan terjadinya polarisasi di publik.

“Kita mau mengingatkan, penembakan Trump ini akibat komunikasi ekstrem di depan publik, yang dipraktikkan Joe Biden dan Donald Trump. Ini juga bisa terjadi di Indonesia, jika yang kalah tidak terima dan yang menang arogan,” kata Tengku Zulkifli Usman, dalam diskusi daring, Rabu (17/7/2024) sore.

Dalam diskusi dengan tema ‘Donald Trump Tertembak, Ada Apa Dibalik Pilpres Amerika?’. Zulkifli mengingatkan elite politik Indonesia yang masih menggunakan politik identitas hingga menyebabkan terjadinya polarisasi di masyarakat, untuk tidak menggunakannya lagi.

“Ada orang-orang yang sengaja memelihara permusuhan dan perselisihan seperti pada Pemilu 2014-2019 lalu, kadang pelakunya partai Islam. Kalau dia terdesak, teriak orang lain Fir’aun dan kalau dia bagus dia bilang Musa. Mereka mengeklaim Musa terus, yang lain dibilang Fir’aun terus. Padahal dalam Pilkada antara Fir’aun dan Musa berteman dan berkolaborasi,” katanya.

Menurut dia, gaya komunikasi politik ekstrem harus ditinggalkan, karena tidak menguntungkan bagi Indonesia dan merugikan generasi selanjutnya, serta tujuan pencapaian Indonesia Emas 2045. Masyarakat harus diberikan pencerahan dan pencerdasan dalam berpolitik.

“Cara berpikir seperti ini akan merusak kita, ketika Pemilu atau Pilpres bermusuhan, tapi ketika Pilkada berkolaborasi dan berteman, kan nggak konsisten. Jadi kelakukan-kelakuan munafik dan hiprokrit seperti ini harus dihilangkan dari Indonesia,” katanya.

Ia berharap semua pihak bersatu dan damai, sehingga tercipta rasa aman, serta akan memudahkan pemerintah untuk melakukan konsolidasi Indonesia Emas 2045 dan mewujudkan negara superpower baru.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
30o
Kurs