Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel pada, Kamis (28/11/2024) waktu setempat, mengisyaratkan kemungkinan kembali melancarkan “perang intensif” jika perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, yang berlaku sehari sebelumnya, dilanggar.
“Jika kesepakatan dilanggar, kita akan tingkatkan menjadi perang intensif,” ujar Netanyahu dalam wawancara dengan saluran televisi Israel, yang dilansir Antara, Jumat (29/11/2024).
“Saya menyebutnya sebagai gencatan senjata karena saya tidak menyatakan perang telah berakhir,” kata pemimpin Zionis itu.
Sebelumnya, otoritas Lebanon mengatakan bahwa Israel telah melakukan serangkaian pelanggaran atas perjanjian gencatan senjata sejak, Rabu (27/11/2024).
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel seharusnya menarik pasukannya dari selatan perbatasan de facto Garis Biru secara bertahap, sementara pasukan Lebanon akan mulai ditempatkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Penerapan perjanjian itu akan diawasi oleh Amerika Serikat dan Prancis.
Sebagai informasi, sedikitnya 3.960 orang terbunuh dan lebih dari 16.500 lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon, dan lebih dari satu juta orang mengungsi sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. (ant/bil/faz)