Rabu, 20 November 2024

Mas Iin Sebut Sidoarjo Tidak Autopilot, Namun Akui Tertinggal dari Surabaya

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Achmad Amir Aslichin calon Bupati Sidoarjo nomor urut 2 saat on air dalam program "Wawasan Series Rakyat Memilih" di Radio Suara Surabaya, Rabu(20/11/2024). Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Achmad Amir Aslichin calon Bupati Sidoarjo nomor urut 2, tidak sepakat dengan predikat autopilot yang acap kali disematkan ke kota udang.

“Kalau masalah autopilot, saya tidak setuju. Karena saya kan mengikuti bagaimana pergerakan di Sidoarjo. Bagaimana antusias kepala daerah, beserta jajaran itu memperbaiki keadaan yang ada, itu ada,” terang Mas Iin, sapaan akrabnya dalam program Wawasan Series Rakyat Memilih di Radio Suara Surabaya, Rabu (20/11/2024) pagi.

Mas Iin mengungkapkan bahwa harapan masyarakat Sidoarjo sebenarnya sangat besar untuk melihat kota ini berkembang dan setara dengan Surabaya.

Menurutnya, meskipun Surabaya sudah lebih maju, Sidoarjo masih dalam proses perkembangan. Salah satu perbedaan mencolok antara kedua kota adalah kondisi jalan

“Sidoarjo masih berkembang, kalau di Surabaya sudah settle, khususnya kalau masalah jalan. Sebab di Surabaya tidak ada pengurukan dan sudah stabil kondisi lahannya. Kalau di Sidoarjo masih banyak alih fungsi lahan, dan itu yang menyebabkan jalan rusak. Ini tantangan, betul-betul tantangan,” jabar Mas Iin.

Dia juga mengibaratkan kondisi Sidoarjo dewasa ini mirip dengan Surabaya di masa lampau yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam infrastruktur dan tata kota.

“Jadi nggak bisa disamakan kalau Sidoarjo. Kondisi Sidoarjo saat ini mungkin di Surabaya sekitar 30-40 tahun yang lalu,” ujarnya.

Untuk mengembangkan Kabupaten Sidoarjo, sekaligus mengejar ketertinggalan dari Kota Surabaya, Mas Iin mengusung semangat “Sidoarjo Bangkit dan Bermartabat”.

Ia percaya bahwa seorang kepala daerah tidak bisa hanya mengandalkan kepala dinas atau stafnya dalam menangani masalah.

“Seorang kepala daerah harus tahu permasalahan yang ada di lapangan, menyiapkan solusi, dan mendampingi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tidak bisa hanya pasrah bongkokan,” tegasnya.

Mas Iin mengungkapkan pengalamannya sebagai wakil rakyat, di mana ia sudah berulang kali mengkritik masalah yang ada, namun sering kali terhambat oleh ego sektoral. Salah satu contohnya adalah soal penanggulangan banjir.

“Sidoarjo sudah memiliki master plan penanggulangan banjir, yang dibagi menjadi tiga wilayah: utara, tengah, dan selatan. Dokumen itu sudah ada, hasil penelitian Bappeda dan tim ahli ITS, namun tidak dilaksanakan oleh Dinas PU dan Pengairan karena mereka punya dokumen perencanaan sendiri,” ujar Mas Iin.

Jika terpilih menjadi bupati, ia berjanji akan memastikan koordinasi yang lebih baik antar dinas untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Saya akan rapatkan bersama dan putuskan bersama. Sebagai Ketua Komisi C pada tahun 2016, saya sudah pernah mencoba menyinkronkan berbagai dokumen perencanaan dengan Bappeda dan dinas terkait. Yang diperlukan adalah koordinasi dan komitmen dari semua pihak,” tandasnya.

Mas Iin juga menekankan pentingnya teamwork dalam memimpin Sidoarjo. Ia menyebut seorang leader harus mampu mengomposisikan pegawai dan membangun kerja sama yang solid.

“Saya yakin, dengan bantuan dari praktisi, akademisi, dan birokrat, kita bisa menyelesaikan masalah Sidoarjo dengan baik,” katanya.

“Intinya team work. Selain itu, permasalahan yang ada itu harus diselesaikan dan dipahami secara detail,” tegas Mas Iin. (saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 20 November 2024
33o
Kurs