Melemahnya kohesi sosial di masyarakat dapat berdampak pada keberlangsungan dan keutuhan wilayah Jawa Timur (Jatim) jika tidak mendapat penanganan serius.
Luluk Nur Hamidah calon gubernur Jatim nomor urut 1 menyebut, kolaborasi menjadi kunci penting untuk memperkuat kohesi sosial, yang belakangan ini melemah akibat berbagai persoalan.
Menurut Luluk, jika seluruh masyarakat Jatim, termasuk pemerintahannya, bisa konsisten dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, jalan keluar tentu akan ditemukan.
“Sebenarnya, dengan menerapkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, kita sudah bisa menemukan jalan keluar dalam masalah kohesi sosial,” terangnya dalam debat perdana Pilkada Jatim, Jumat (18/10/2024) malam.
Karena, kata Luluk, 40 persen konflik sosial di masyarakat lebih sering terjadi di perkotaan dan diakibatkan oleh ketimpangan ekonomi, ketidakharmonisan sosial, dan kemiskinan.
“Maka, penting adanya kolaborasi antar lintas agama, lintas budaya, lintas komunitas, serta program kolaborasi pendidikan, baik inklusi maupun formal,” tambahnya.
Luluk menerangkan bahwa di tengah masyarakat Jatim yang multikultural ini, semua pihak harus mampu menjaga keragaman agar tidak mudah terpecah dan menjadi tidak harmonis.
“Jangan sampai keberagaman menimbulkan disharmoni di tengah masyarakat kita. Pancasila Jaya, Bhinneka Tunggal Ika harga mati,” tandasnya. (kir/saf/iss)