Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya mengevaluasi capaian partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) empat periode berturut-turut yang hanya 50 persen.
Soeprayitno Ketua KPU Kota Surabaya menyebut jika mulai Pilkada 2005, 2010, 2015, dan 2020, capaian pemilih maksimal hanya 54 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Angka tersebut terpaut jauh jika dibandingkan partisipasi pemilih dalam Pemilu yang selalu hampir 75 persen.
“Tantangan kami semua cukup berat. Dihadapkan pada catatan kami terkait angka partisipasi pemilih di mana mulai Pilkada 2005, 2010, 2015, dan 2020 kemarin capaiannya maksimal 54 persen. Ada disparitas jauh dibanding partisipasi Pemilu selalu mendekati 75 persen,” kata Nano sapaan akrabnya pada Sabtu (27/7/2024).
Ia minta bantuan masyarakat untuk ikut menggaungkan ajakan menggunakan hak pilih saat Pilkada 27 November 2024.
“Mohon Anda bisa jadi agen informasi untuk menyampaikan 27 November 2024 adalah hari coblosan (pemungutan suara),” katanya lagi.
Menurutnya, pemilihan presiden, wakil presiden, dan legislatif, lebih punya daya tarik atau magnet bagi masyarakat sehingga mayoritas menggunakan hak pilihnya.
“Untuk mengerek (menaikkan) angka capaian (Pilkada) itu lebih tinggi, di antaranya sosialisaai yang masif. Selain itu saat hari pemungutan diliburkan. Kami mengimbau jangan lupa gunakan hak pilih,” bebernya lagi.
Nano mengungkapkan bahwa kondisi itu tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi juga kabupaten dan kota lain bahkan juga di Provinsi Jawa Timur.
“Tapi, seperti disampaikan pimpinan kami di provinsi, harapannya (partisipasi pemilih Pilkada) lebih tinggi. Syukur-syukur bisa 65 persen bahkan bisa menyamai partisipasi Pemilu 2024,” ucapnya.
Sementara itu, Choirul Umam Komisioner KPU Jatim Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggaraan menargetkan capaian partisipasi pemilih di Pilkada harus bisa naik menjadi 65 persen.
Berkaca dari 2020 saat pandemi lalu, capaiannya 53 persen bisa meningkat lebih tinggi 0,85 persen dibandingkan periode sebelumnya pada 2015.
“Insyaallah Pilkada 2024 ini, berbekal pengalaman Pemilu kemarin, parmasnya (partisipasi masyarakatnya) akan naik,” katanya.
Ia mengimbau partai politik berani menyuguhkan calon kepala daerah sebanyak mungkin untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
“Pilkada itu tidak bisa naik parmasnya kalau keamanannya tak terjamin. Parmas juga tak bisa naik kalau parpolnya tidak berani menyuguhkan calon sebanyak mungkin,” tuturnya. (lta/saf/iss)