Nyai Hj Masruroh Wahid Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdaltul Ulama (NU) Jawa Timur mengajak seluruh kader mengikuti jejak pilihan politik Khofifah Indar Parawansa Ketum PP Muslimat NU, pada Pilpres 14 Februari 2024 mendatang.
Ajakan itu diutarakan Nyai Masruroh pada kesempatan Harlah ke-78 Muslimat NU yang digelar di Islamic Centre Surabaya, Jumat (26/1/2024).
Pada kesempatan itu, mulanya Nyai Masruroh menyinggung soal tiga calon presiden (Capres) yang diisi oleh laki-laki. Tidak ada sosok Capres perempuan.
“Calonnya tiga ya laki semua nggak ada perempuannya. Tapi yang menjadi perbincangan internasional adalah seorang perempuan bernama Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur,” ujar Nyai Masruroh di hadapan ribuan kader.
Nyai Masruroh lantas menyebut Khofifah sebagai sosok yang berpengaruh bagi kaum perempuan di Muslimat NU.
“Karena selama ini tidak ada ormas siapa pun yang bisa mengumpulkan emak-emak se-Indonesia, bahkan sampai dari luar negeri di GBK dengan begitu sukses. Alhamdulillah,” imbuhnya.
Selanjutnya ia meminta seluruh kader Muslimat NU di Surabaya supaya jangan absen saat pencoblosan 14 Februari nanti. Nyai Masrurah lalu mengajak kader untuk mengikuti pilihan paslon yang didukung oleh Khofifah dan sejumlah tokoh populer NU.
“Maka jangan absen 14 Februari nanti harus menggunakan hak pilih dan hak demokrasinya untuk memilih pemimpin terbaik. Siapa yang dipilih? Ikut bu Khofifah. Siapa yang dipilih? Ikut Gus Miftah. Siapa yang dipilih? Ikut Kiai Asep,” ucap Nyai Masruroh.
Ketum PW NU Surabaya itu kemudian menyebut bila para kader mengikuti pilihan politik Khofifah, maka Indonesia akan diwarnai kedamaian.
“Insyaallah Indonesia damai indonesia jadi baldatun toyibatun warabun gofur. Kurang cuma 20 hari, saya jelas ikut Bu Khofifah. Panjenengan semua?,” tanya Nyai Masruroh dihadapan para kader.
Sementara itu Khofifah menyebut bila kegiatan sore hari ini memang masih bagian dari Harlah Muslimat NU ke-78.
“Kawan kawan dari awal saya menyampaikan dari 12 naribul akhir Hijriah sampai 29 maret kalau pakai masa itu memang masa Harlah,” katanya.
Ketum PP Muslimat NU itu kemudian menyebut kalau tema yang diangkan dalam gelaran Harlah kali ini adalah membangun ketahanan pangan keluarga.
“Karena hijriah itu kan mundur 12 hari tiap tahunnya. Tema yang kita ambil membangun ketahanan pangan keluarga untuk menguatkan ketahanan pangan nasional karena seiring dengan tiga tahun berturut turut kita melakukan pengukuhan ibu asuh bagi anak yang terindikasi stunting itu hampir seluruh Indonesia,” ujar Khofifah.(wld/bil/iss)