Jusuf Hamka pengusaha sekaligus mantan bakal calon wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (12/8/2024), resmi menyerahkan surat pengunduran diri dari kepengurusan Partai Golkar.
Surat itu disampaikan sehari setelah Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketua umum partai berlogo pohon beringin tersebut, Minggu (11/8/2024) kemarin. Alasan pengunduran diri Babah Alun sapaan akrabnya, karena sudah sepuh dan ingin fokus bangun masjid di seluruh Indonesia.
Melansir Antara, Babah Alun pun terpantau hadir ke kantor DPP Partai Golkar pada Senin pagi sekitar pukul 10.03 WIB. Dia langsung masuk kantor untuk menyerahkan surat tersebut kepada Sekjen Partai Golkar.
Berikut isi surat pengunduran diri Babah Alun.
“Bandung, 11/8 2024
Kepada Yth,
Pimpinan DPP Golkar
di tempat
Ass wrwb
Bersama surat ini saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama: M Jusuf Hamka
Alamat: JAKARTA
Ingin mengajukan pengunduran diri saya sebagai pengurus DPP Partai Golkar.
Adapun alasan saya untuk itu sbb:
1. Usia saya yang telah sepuh
2. Saran dari istri dan anak-anak saya
3. Saya akan melanjutkan program masjid Babah Alun 38 provinsi
4. Kembali ke cita-cita saya sebagai pekerja sosial untuk mengikuti Bunda Theresa
Demikian surat ini saya buat dan atas perhatiannya kami katakan banyak terima kasih
Moh Jusuf Hamka
11/8/2024,” demikian bunyi surat tersebut.
Sebelumnya, pada Minggu kemarin, Babah Alun menyatakan mundur dari kepengurusan Partai Golkar dan pencalonan kepala daerah pada Pilkada 2024.
“Iya, saya akan ketemu Sekjen. Saya akan sampaikan surat-surat. Jadi, pencalonan saya, baik di Jakarta pun saya kembalikan, baik di Jawa Barat saya kembalikan. Padahal, hasil survei saya lumayan, di bawah Kang Emil (mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil),” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Babah Alun mengatakan bahwa pengunduran dirinya tersebut karena politik terlalu keras dan kasar.
“Tidak pantas dengan karakter saya, tidak pantas, dan saya lihat dengan Airlangga mundur ini satu momentum karena Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita enggak tahu. Akan tetapi, buat saya, ya saya cukup tahu dan saya cukup mengerti, saya tidak ingin main kasar dan saya tidak ingin main keras,” jelasnya.
Meski demikian, dia menampik bahwa momentum mundur yang diambilnya disebabkan pengunduran diri Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Momentumnya saya pas bersamaan. Akan tetapi, kalau mundurnya niatnya sudah mulai dari Juli kemarin, tetapi pas momentumnya aja,” ujarnya. (ant/bil/ham)