Jumat, 22 November 2024

DPR Dukung Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil untuk Minimalisir Egosektoral Kementerian

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Prabowo Subianto Presiden berkumpul bersama para Anggota Kabinet Merah Putih, di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024). Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan

Pembekalan (retret) Kabiet Merah Putih yang berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, berlangsung dari tanggal 24 sampai 27 Oktober 2024. Kegiatan itu menjadi bagian dari upaya memperkuat kekompakan para menteri, wakil menteri, dan kepala dari badan dan lembaga para pembantu Prabowo Subianto Presiden.

Pada Rapat Kabinet Merah Putih perdana, Rabu (23/10/2024), Presiden mengatakan pembekalan menteri di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, diharapkan bisa membawa aura tradisi keberanian hingga heroisme bagi menteri kabinet.

Alasannya, Magelang merupakan salah satu daerah sentra perlawanan Rakyat Indonesia pada masa penjajahan.

Ahmad Heryawan Wakil Ketua Komisi I DPR RI mengapresiasi pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil, Magelang, Jawa Tengah. Menurutnya, itu merupakan momentum untuk menambah soliditas dan sinergisitas.

“Acara retret tersebut merupakan momen untuk memperkuat soliditas dan sinergisitas antar-menteri dalam Kabinet Merah Putih. Dengan melakukan kegiatan bersama di lingkungan yang berbeda, diharapkan dapat meningkatkan kekompakan dan pemahaman yang lebih baik antaranggota kabinet,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (26/10/2024).

Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, tantangan yang dihadapi pemerintahan Prabowo-Gibran sangat kompleks, mulai dari persoalan dinamika politik global hingga tantangan ekonomi yang serba sulit.

“Tentu memerlukan kesatuan sikap dan pandangan, bagaimana mengatasi persoalan itu semua,” imbuhnya.

Selain itu, dia menilai pembekalan anggota KMP di Akmil, Magelang, juga dilakukan untuk menekan potensi egosektoral antarkementerian.

“Saya paham, jumlah kementerian saat ini sangat banyak, ada sekitar 53 kementerian dan lembaga setingkat kementerian. Tantangan utamanya adalah koordinasi lintas sektoral yang selama ini masih bermasalah, masih adanya problem ego sektoral,” tuturnya.

Politikus yang akrab disapa Aher melanjutkan, dengan gaya kepemimpinan Prabowo yang berlatar belakang militer, tentu para menteri perlu dikondisikan dengan gaya kepemimpinannya. Sehingga, potensi egosektoral dapat diminimalisir.

Terkait anggapan cara-cara militeristik yang digunakan oleh pemerintahan Prabowo, dia mengatakan itu tergantung perspektif masing-masing pihak.

“Terkait pandangan pemerintahan rasa militer, sepertinya dari perspektif mana kita melihat. Mungkin itu cara Pak Prabowo dengan latar belakangnya dalam upaya mendisiplinkan para menterinya, menyamakan persepsi, dan bagaimana bersikap yang tepat,” tegasnya.

Di sisi lain, dia memandang Prabowo memperhatikan nilai-nilai demokrasi, yang tampak dari pidato perdana yang disampaikannya usai dilantik sebagai Presiden Ke-8 RI, Minggu (20/10/2024), di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

“Demokrasi yang cocok dan khas dengan kepribadian Indonesia. Ini yang perlu terus kita ingatkan kepada Pak Prabowo agar terus menghargai pendapat-pendapat yang muncul dari seluruh komponen bangsa sebagai kontribusi dalam memperkuat bangsa dan negara, dan sekaligus juga akan memperkuat pemerintahan Pak Prabowo,” tutupnya. (rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs