Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Surabaya menelusuri camat mendampingi calon tunggal Pemilihan Wali Kota Surabaya takziah ke warga soal potensi melanggar netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN).
M. Agil Akbar Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya menyebut, sedang menelusuri Camat Gubeng yang mendampingi Armuji Calon Wakil Wali Kota Surabaya takziah ke warga yang meninggal karena HIV, Rabu (23/10/2024).
“Kami belum memeriksa detail aksi (camat) menjembatani (calon), kami tindak lanjut dari video dan (laporan) masyarakat kami telusuri,” kata Agil, Jumat (25/10/2024).
Sementara laporan pelanggaran netralitas maupun kode etik ASN di Pemkot Surabaya belum ada.
“Belum ada laporan terkait kode etik atau netralitas ASN,” tegasnya.
Ia kembali mengingatkan, ASN dilarang menyatakan dukungan ke paslon secara terang-terangan ke publik.
“Takutnya ketika ASN memiliki jabatan atau pengaruh akan mempengaruhi pemilih. Imbauan Kemendagri ASN boleh ikut kampanye dengan batasan-batasan,” katanya.
Termasuk pernyataan Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri RI sebelumnya soal ASN boleh hadiri kampanye sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017. Namun harus pasif tidak boleh kampanye aktif.
Sementara Refi Achmad Zuhair Ketua Panwascam Gubeng menyebut, sudah memonitor kegiatan itu, jika Bawaslu Surabaya ingin mengklarifikasi, camat siap.
“Gak ada peraturan Bawaslu menjelaskan detail gimana bentuknya, menemani atau kampanye atau kegiatan sosial. Tapi kalau Bawaslu ingin klarifikasi camat siap menjelaskan,” katanya ditemui terpisah.
Sementara Eko Kurniawan Purnomo Camat Gubeng mengklarifikasi, pendampingannya murni karena Armuji merasa baru tahu warganya terkena HIV setelah cuti kampanye dari jabatannya Wakil Wali Kota Surabaya.
“Itu ada rasa moral atau apa, pengin besuk. Saya bilang bagaimana apa ditemukan dengan dokter yang menangani,” ucapnya.
Dia memastikan tidak ada aksi kampanye yang dilakukan Armuji saat takziah itu selain menyampaikan bela sungkawa.
“Sama sekali gak ada kampanye dan mendadak sekali, hanya ikatan moral, baru tahu ada warga menderita itu,” tandasnya. (lta/kev/ipg)