Siti Atikoh Supriyanti istri Ganjar Pranowo capres nomor urut 3 hadir dalam acara Seminar Nasional Kesehatan Remaja Putri yang dihadiri ribuan santriwati di Ponpes KHAS Kempek, Jalan Tunggal Pegagan, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (30/1/2024).
Hadirnya Atikoh di lokasi acara membuat heboh para peserta. Beberapa santriwati tampak berebut agar bisa mencium tangan ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu.
Atikoh dengan wajah tersenyum melayani keinginan para santriwati untuk mencium tangan. Sesekali mantan wartawan tersebut mengusap kepala mereka.
Dia selanjutnya sampai ke lokasi kegiatan dan pembawa acara langsung mempersilakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu naik ke panggung untuk berpidato.
Atikoh mengawali pidato dengan mengucapkan salam kepada para tamu undangan lain seperti Hary Tanoesoedibjo atau HT Ketum Perindo sekaligus anggota Dewan Pengarah TPN Ganjar-Mahfud, dan Muhammad Musthofa Aqiel Siroj pengasuh Ponpes KHAS Kempek.
Beberapa santriwati dari bawah panggung mengungkapkan tanda cinta kepada Atikoh yang sedang berbicara dengan cara mereka menaikkan tangan ke atas kepala membentuk hati.
Wanita kelahiran Jawa Tengah itu terlihat membalas pesan tanda cinta dari santri dengan menaikan tangan kanan dengan jemari dibentuk seperti huruf c dan ditempelkan ke pipi.
Tanda cinta dari kalangan pesantren itu bahkan hingga membuat Atikoh mendapat dua buah puisi. Salah satunya adalah dari Nyai Hj.Thoatillah Jafar, yang berisi renungan tentang gerakan perempuan maju.
Atikoh saat berpidato mengatakan kehadirannya di lokasi acara karena ditugaskan oleh Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Menurutnya, menjaga kesehatan menjadi penting bagi setiap orang. Rakyat wajib mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti buah-buahan dan sayur-mayur demi mencegah anemia atau kekurangan darah.
“Sepertiga dari anak remaja Indonesia itu kena anemia. Kita, kan, setiap bulan darahnya keluar, ya, itu juga salah satu penyebab misalnya, kalau tiba-tiba pusing, gejalanya, kan, seperti itu, lemas, gampang capek, mukanya agak pucat. Nah, kita harus mulai waspada. Apakah kita terkena anemia atau tidak,” kata Atikoh.
Dia menyebutkan menjaga kesehatan dari sisi mental juga tidak kalah penting, caranya mau bersosialisasi dengan teman berbagai karakter.
“Pertemanannya juga pertemanan yang sehat, ya, saling mendukung, pertemanan sehat itu seperti apa kalau antar teman itu saling mendukung kepada kebaikan, itu berarti pertemanan sehat, tetapi kalau teman itu tidak suka kita maju, kita menjadi manusia lebih baik, itu berarti pertemanan yang tidak sehat,” kata Atikoh.
Selain itu, kata dia, kesehatan mental bisa dilakukan dengan cara melawan pihak yang melakukan perundungan atau body shaming.
“Misalnya, ada yang melakukan body shaming, kamu, kok, pendek. Nah bilang saja, enggak suka lo, kalau dibilangin pendek, tetapi bahasanya, bahasa yang halus atau aku enggak suka kalau dibilangin begitu atau apa,” katanya.
“Berkaitan dengan fisik, kita jangan diam saja tetapi mengkritiknya dengan bahasa yang halus. Itu namanya kita berani stand out, karena kalau kita pasif, nanti akan diulangi lagi seperti itu, tetapi kalau kita agresif, melawannya dengan kata-kata yang negatif, nanti malah akan timbul perdebatan,” kata Atikoh.
Dia kemudian mengakhiri pidato dengan mengajak para peserta Seminar Nasional Kesehatan Remaja Putri dengan melantunkan Selawat Tibbil Qulub demi menjaga kesehatan rohani.
“Jadi, biar bisa sehat jasmani dan rohani serta juga sehat mental, kita mari sama-sama kita baca Selawat Tibbil Qulub, ya,” ajak Atikoh kepada peserta seminar.
Atikoh kemudian melantunkan selawat sembari diikuti para santriwati. Beberapa tamu undangan juga terlihat mengikuti ajakan cucu KH Hisyam A Karim pendiri Ponpes Riyadus Sholikin Kalijaran itu berselawat. (faz/ipg)