Jumat, 22 November 2024

800 Pejabat AS dan Eropa Tanda Tangani Pernyataan Resmi Tentang Kebijakan Perang di Gaza

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Salah satu demonstran menentang kebijakan perang di Gaza membawa sebuah boneka berwajah Joe Biden Presiden AS yang bertulisakan "Genocide Jeo". Foto: Dok/ BBC

Lebih dari 800 pejabat yang tengah menjabat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa menandatangani pernyataan yang memperingatkan Israel terkait kebijakan mereka dalam perang di Gaza dapat dianggap sebagai “pelanggaran serius hukum internasional.”

Melansir BBC, Sabtu (3/2/2024), pernyataan itu disampaikan para pejabat tersebut lantaran khawatir pemerintahan mereka berisiko terlibat lebih jauh dalam perang yang disebut-sebut sebagai “salah satu bencana kemanusiaan terburuk abad ini”.

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh pegawai negeri dari AS, Uni Eropa, dan 11 negara Eropa termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman. Pernyataan ini merupakan tanda terbaru dari tingkat ketidaksetujuan yang signifikan di beberapa negara sekutu kunci Israel, khususnya di dunia Barat.

“Ada risiko yang masuk akal bahwa kebijakan pemerintahan kami berkontribusi pada pelanggaran serius hukum internasional, kejahatan perang, dan bahkan pembersihan etnis atau genosida,” demikian pernyataan tersebut.

Salah satu pejabat yang tidak diungkapkan identitasnya kepada BBC mengatakan, pernyataan itu lahir atas keprihatinan mereka. Dia mengatakan nasihat mereka selama ini telah banyak diabaikan.

“Suara mereka yang memahami wilayah dan dinamikanya tidak didengarkan,” kata pejabat tersebut.

“Pentingnya di sini adalah kita tidak gagal mencegah sesuatu, kita secara aktif turut serta. Itu sangat berbeda dari situasi lain yang dapat saya ingat,” tambahnya.

Mereka menyatakan bahwa Israel telah menunjukkan “tidak adanya batas” dalam operasi militer di Gaza, yang telah mengakibatkan puluhan ribu warga sipil meninggal dunia.

Selain itu, Israel juga dianggap dengan sengaja melakukan penutupan bantuan dari Internasional kepada warga di Gaza, yang menempatkan ribuan warga sipil secara perlahan pada risiko kelaparan dan kematian.

Untuk diketahui, Israel melancarkan serangan membabi buta di Jalur Gaza pada 7 Oktober setelah serangan lintas batas oleh Hamas, yang menewaskan sedikitnya 26.900 warga Palestina dan melukai 65.949 orang. Sementara dari pihak Israel, jumlah korban meninggal disebut hampir 1.200 jiwa.

Serangan Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs