Kurang lebih 17 ribu jemaat Gereja Bethany di Jalan Nginden, Surabaya histeris ketika Joko Widodo Republik Indonesia (RI) tiba di lokasi perayaan Natal Nasional 2023 itu pada Rabu (27/12/2023) malam.
Jokowi tiba di lokasi acara sekitar pukul 18.25 WIB. Tersorot kamera, Jokowi didampingi Budi Arie Setiadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama, Prabowo Subianto Menteri Pertahanan, dan sejumlah menteri lain. Tampak pula Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim.
Dari siaran langsung Kemkominfo TV di YouTube, Jokowi dan para menteri tampak menyalami setiap orang yang dilewatinya. Salah satunya jemaat wanita yang mengenakan baju putih diperbolehkan swafoto dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Ia diperbolehkan melewati barisan pasukan pengamanan yang sudah bergandengan rapat untuk memberi jalan kepada pejabat negara. Jokowi tampak memegang ponsel, sementara seorang jemaat itu mengangkat kedua tangannya kemudian berpose dengan dua jari.
Saat foto itu, dan beberapa kali setelahnya, sejumlah jemaat yang lain tidak berhenti meneriakkan nama Prabowo Subianto Menteri Pertahanan yang juga calon presiden nomor urut 2.
“Pak Prabowo, Pak Prabowo, Pak Prabowo,” teriak jemaat gereja yang ikut terekam di siaran Kemkominfo TV.
Pantauan suarasurabaya.net di YouTube Kemkominfo TV, Jokowi meladeni beberapa kali jemaat yang meminta foto.
Sejak tayangan menit 21.38 wajahnya tersorot bersama menteri lain, menit 23.00 ia meladeni foto jemaat wanita berbaju merah dengan berpose tangan jempol, 23.50 meladeni jemaat wanita kemeja putih dengan dua tangan menunjukkan dua jari.
Lalu menit 25.58 kembali meladeni selfie jemaat wanita yang berpose dua jari, sementara menit ke 26.03 nampak jemaat laki-laki mengacungkan tiga jari tapi tidak selfie, dan 28.10 jemaat wanita kembali foto dengan pose dua jari.
Jokowi dalam sambutannya menyampaikan soal toleransi keberagaman suku, bahasa, dan sebagainya. Termasuk, toleransi perbedaan pilihan di tahun politik nanti. Ia minta masyarakat menjaga toleransi dan perdamaian.
“Walaupun kita memasuki tahun politik, sebentar lagi kita menyelenggarakan pemilu, kita harus terus jaga toleransi, menjaga persatuan perdamaian. Perbedaan pilihan politik itu wajar dalam demokrasi, setuju? Kita dipersatukan oleh kepentingan lebih mulia, menjaga persatuan kesatuan, perdamaian, kegotongroyongan, kepentingan kemanusiaan, serta bersama-sama memajukan negara Indonesia,” tandasnya. (lta/saf/ipg)